Pemerintah Provinsi Gorontalo meminta PT.Pabrik Gula Gorontalo memprioritaskan pasokan gula untuk memenuhi kebutuhan lokal, setelah kebakaran kebun tebu yang terjadi beberapa waktu lalu.

Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Provinsi Gorontalo, Sutan Rusdi, Kamis mengatakan pemerintah telah mengantisipasi kebutuhan masyarakat akibat berkurangnya pasokan.

"Salah satunya dengan meminta manajemen pabrik gula untuk memprioritaskan pasokan gula di Gorontalo, setelah pabrik beroperasi normal. Kami telah melakukan upaya preventif agar stok dan harga gula stabil," katanya.

Sementara itu Kepala Dinas Pangan, Sutrisno, menjelaskan gula adakah komoditas strategis, terutama menjelang Ramadan dan Idul Fitri.

"Menjelang hari-hari besar keagamaan, bulan suci Ramadan, kami melakukan tindakan antisipasi paska kebakaran kebun tebu milik pabrik gula Gorontalo. Kami sudah pantau langsung," tambahnya.

Selain gula pasir, bahan pokok lain yang harus diawasi antara lain terigu dan minyak goreng.

"Para distributor telah menjamin kecukupan stok terigu dan minyak goreng. Pabrik gula mulai kemarin berproduksi lagi dengan kapasitas 10 sampai 11 ribu ton gula pasir," ujar Sutrisno.

Sebelumnya, Deputi Manager PT. Pabrik Gula Gorontalo Suryanto menyatakan, kebakaran lahan tebu mengakibatkan kerugian yang diperkirakan sebesar Rp40 miliar.

Kerugian tersebut, lanjutnya, mengakibatkan masyarakat yang bekerja tidak mendapatkan upah tebang pohon tebu.

Jumlah tenaga tebang di pabrik tersebut berkisar 2.500 sampai 4,000 orang.

"Mestinya kalau tidak dibakar, pekerja sudah dapat upah tebang total 3,5 miliar bersama truknya 1,6 miliar. Sudah ada 5 miliar lebih kehilangan," tambahnya.

Pewarta: Debby H. Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2020