Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Staf Bidang Promosi Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo, Wayan Ratna Sari Dewi mengungkapkan alasan tidak ada perwakilan daerah tersebut, dalam ajang Pemilihan Putri Indonesia.
"Alasan pertama, dari dua orang calon yang mendaftar ke panitia tidak ada yang memenuhi syarat. Orang pertama tinggi badannya tidak cukup, sementara calon kedua yaitu Gina Rahman juga tidak lolos karena berjilbab. Salah satu persyaratan ajang ini adalah tidak menggunakan jilbab," ungkapnya, Sabtu.
Kriteria tersebut, kata dia, merupakan hak penuh Mustika Ratu sehingga peserta perwakilan daerah wajib menyesuaikan dengan ketentuan yang ada.
Selain keduanya, tak ada lagi calon lain yang mendaftarkan diri untuk ikut. Atas alasan itu, pihak penyelenggara terpaksa harus mengambil orang dari agensi sebagai perwakilan Gorontalo.
"Kami juga nggak mungkin maksa orang lain ikut, hanya agar Gorontalo bisa terisi. Apalagi di Gorontalo tidak ada yayasan Putri Indonesia, jadi siapa saja bisa mendaftarkan diri untuk ikut ajang tersebut," tambahnya.
Alasan kedua, lanjutnya, untuk mengikuti ajang tersebut peserta akan mengeluarkan biaya yang besar sehingga harus mencari sponsor.
"Kami dari Dinas Pariwisata hanya punya anggaran untuk Duta Wisata. Kalaupun membantu jumlahnya tidak banyak. Kasihan juga peserta kalau harus keluarin uang sendiri, sedangkan sponsor juga kurang," katanya lagi.
Sementara itu Nou Gorontalo 2014, Gina Rahman mengaku dirinya bisa memaklumi mengapa ia tidak diloloskan menjadi peserta.
"Saya coba saja mendaftar, tapi harus kirim foto tidak berjilbab dan saya tidak mau melakukannya. Tapi saya maklum karena itu hak yayasan, mereka kan yang punya acara," ujar Gina yang sudah berjilbab sejak duduk di bangku SMA itu.
Meski demikian, ia berharap tahun 2016 nanti Gorontalo bisa mengikuti kontes kecantikan tersebut, dengan dukungan dana dari pemerintah, swasta maupun perorangan.
Ia menilai keikutsertaan dalam kontes tersebut bukan hal yang mudah, karena harus pontang-panting mencari sponsor.
Putri Intelegensia 2015 itu juga berniat mengikuti ajang Putri Muslimah Indonesia tahun ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2015
"Alasan pertama, dari dua orang calon yang mendaftar ke panitia tidak ada yang memenuhi syarat. Orang pertama tinggi badannya tidak cukup, sementara calon kedua yaitu Gina Rahman juga tidak lolos karena berjilbab. Salah satu persyaratan ajang ini adalah tidak menggunakan jilbab," ungkapnya, Sabtu.
Kriteria tersebut, kata dia, merupakan hak penuh Mustika Ratu sehingga peserta perwakilan daerah wajib menyesuaikan dengan ketentuan yang ada.
Selain keduanya, tak ada lagi calon lain yang mendaftarkan diri untuk ikut. Atas alasan itu, pihak penyelenggara terpaksa harus mengambil orang dari agensi sebagai perwakilan Gorontalo.
"Kami juga nggak mungkin maksa orang lain ikut, hanya agar Gorontalo bisa terisi. Apalagi di Gorontalo tidak ada yayasan Putri Indonesia, jadi siapa saja bisa mendaftarkan diri untuk ikut ajang tersebut," tambahnya.
Alasan kedua, lanjutnya, untuk mengikuti ajang tersebut peserta akan mengeluarkan biaya yang besar sehingga harus mencari sponsor.
"Kami dari Dinas Pariwisata hanya punya anggaran untuk Duta Wisata. Kalaupun membantu jumlahnya tidak banyak. Kasihan juga peserta kalau harus keluarin uang sendiri, sedangkan sponsor juga kurang," katanya lagi.
Sementara itu Nou Gorontalo 2014, Gina Rahman mengaku dirinya bisa memaklumi mengapa ia tidak diloloskan menjadi peserta.
"Saya coba saja mendaftar, tapi harus kirim foto tidak berjilbab dan saya tidak mau melakukannya. Tapi saya maklum karena itu hak yayasan, mereka kan yang punya acara," ujar Gina yang sudah berjilbab sejak duduk di bangku SMA itu.
Meski demikian, ia berharap tahun 2016 nanti Gorontalo bisa mengikuti kontes kecantikan tersebut, dengan dukungan dana dari pemerintah, swasta maupun perorangan.
Ia menilai keikutsertaan dalam kontes tersebut bukan hal yang mudah, karena harus pontang-panting mencari sponsor.
Putri Intelegensia 2015 itu juga berniat mengikuti ajang Putri Muslimah Indonesia tahun ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2015