Taruna siaga bencana (Tagana), Senin, mencatat sebanyak 8.233 atau sekitar 2.335 Kepala Keluarga (KK) di 10 kecamatan jadi korban bencana banjir dan tanah longsor di wilayah Bone Pesisir di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo.

Sejumlah infrastruktur publik, jalan dan jembatan rusak berat, di antaranya Puskesmas Bone Raya di Desa Tombulilato hancur diseret banjir, begitu juga dengan jembatan Tombulilato di Kecamatan Bone Raya. Sementara di Kecamatan Bone, dua unit rumah hanyut terseret arus banjir.

Sekitar 100 rumah warga lainnya rusak berat, yakni 12 unit rumah di Desa Poduwoma, Kecamatan Suwawa Timur dan 88 unit rumah di Kecamatan Bone dan puluhan rumah lainnya rusak ringan.

Angka-angka tersebut belum termasuk fasilitas publik lainnya seperti pasar, pusat perdagangan hingga sekolah yang kini masih dihimpun pemerintah daerah setempat.

Pemerintah Kabupaten Bone Bolango pun sempat kesulitan menyalurkan bantuan dan logistik ke pusat bencana mengingat akses jalan terputus total tertimbun longsor. Seperti penyaluran bantuan di Kecamatan Bone.

Bupati Bone Bolango Hamim Pou yang ikut mengawal langsung bantuan dan logistik harus mengambil resiko dengan menyeberang laut menggunakan kapal agar bantuan dan logistik yang berisi makanan dan obat-obatan ini bisa sampai di pusat bencana.

"Warga di sepanjang daerah aliran sungai Taludaa maupun muara laut harus dipindahkan ke tempat yang lebih aman," kata Hamim usai turun langsung melakukan peninjauan, Senin.

Relokasi rumah dan pembuatan tebing atau talut penahan ombak di Desa Taludaa dan Masiaga sepanjang 1 Kilometer harus dilakukan. Kementerian PUPR melalui Satkernya diharapkan bisa segera membangunnya untuk menyelamatkan warga.

Saat ini, petugas Tagana Bonebol dan Dinas Sosial Provinsi Gorontalo telah membuka dapur umum di sejumlah titik bencana untuk menyiapkan makanan siap saji kepada warga korban banjir.*
 

Pewarta: Adiwinata Solihin

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2020