Gorontalo, 20/4 (Antara) - Seorang warga Desa Leboto, Amna Abdjulu tiba-tiba menangis histeris, meminta Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara memperhatikan nasib Guru Tidak Tetap (GTT) yang tidak menerima Surat Keterangan (SK) sebagai dasar pengabdiannya.

Amna tiba-tiba muncul disela-sela skorsing Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Gorontalo Utara dalam rangka pembahasan Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Bupati tahun 2014, di gedung DPRD, Senin.

"Saya mohon pak, perhatikan nasib anak saya. Anak bangsa yang sudah mengabdi sebagai guru honor sejak tahun 2010 tapi tetap tidak mendapat perhatian Pemerintah Daerah (Pemda) bahkan hingga kini tidak pernah menerima honor," ujarnya sambil menangis histeris.

Amna mengaku sengaja datang minta keadilan pemda dan DPRD, sebab selama ini nasib putranya Abdul Ahmad Suleman sebagai guru honor mata pelajaran Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah Miftahul Huda Leboto, tidak pernah diperhatikan.

"Sudah dua kali pak bupati meminta identitas putra saya dan berjanji akan mengakomodir sebagai honorer atau GTT. Bahkan pada 11 November 2014 bupati langsung menjanjikan akan mengakomodir para honorer yang belum mendapatkan SK namun sudah mengabdi," ujar Amna sambil terisak merangkul erat Wakil Bupati Roni Imran.

Menurut perempuan berjilbab ini, perjuangannya tersebut bukan untuk putranya saja, namun bagi seluruh GTT yang sudah mengabdi lama tapi tidak lagi terakomodir sebagai honorer.

"Anehnya, GTT lama yang berdisiplin ilmu sarjana tidak diakomodir lagi, namun Pemda menerima honorer baru dari luar Gorontalo Utara," ungkap Amna yang menyesali sikap Pemda tersebut.

Ketua Komisi I DPRD Gorontalo Utara dari Fraksi Hanura, Ridwan Arbie berharap, pemda perlu segera menyikapi keluhan tersebut dengan bijaksana, agar tidak melukai hati rakyat.

"Kami akan mengundang instansi terkait yaitu Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah raga (Dikpora) dan Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat, untuk mendengar penjelasan langsung sebab persoalan ini harus ditanggapi serius," ujar Ridwan.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Gorontalo Utara Ismail Patamani mengatakan, pihaknya akan mengundang pihak Dikpora mengingat perekrutan GTT merupakan tanggungjawab instansi tersebut.

Mungkin saja nama yang bersangkutan tidak diusulkan pada perekrutan GTT pada akhir tahun 2014 lalu.

"Saya masih akan mengevaluasinya sebab pengusulan honorer GTT merupakan tanggung jawab dinas terkait. Pemda pun sedang berupaya memasukkan nama-nama GTT dalam daftar nama yang tercecer, sebab dipastikan tidak akan merekrut GTT baru," ujarnya. 

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2015