TNI Angkatan Udara akan menghibahkan tanah, untuk pengembangan Bandara Djalaludin di Gorontalo.
"Pemprov Gorontalo bersama TNI Angkatan Udara sebelumnya telah membahas rencana hibah tanah tersebut di Mabes TNI AU, Jakarta," kata Gubernur Gorontalo Rusli Habibie, Rabu.
Tanah seluas 130.600 meter persegi milik TNI AU dihibahkan untuk kebutuhan pengembangan Bandara Djalaludin menuju bandara internasional.
“Cita-cita kami menjadikan bandara Djalaluddin sebagai bandara internasional, untuk mewujudkan Embarkasi Haji Penuh dan mendukung akses pariwisata mendunia. Syaratnya landasan pacu harus diperpanjang menjadi 3.000 meter x 45 meter. Begitu juga dengan infrastruktur pendukung lainnya. Makanya kami butuh lahan milik TNI AU ini,” ujar Gubernur.
Sebagai gantinya, Pemprov Gorontalo akan menghibahkan lahan di Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara kepada TNI AU.
Tanah seluas 71.891 meter persegi itu dibutuhkan TNI AU untuk pengembangan Lanud Sam Ratulangi.
“Sambil menunggu proses hibah lahan selesai, maka untuk sementara kami sepakati perpanjangan pinjam pakai dulu. Lahan di Gorontalo dipinjam-pakaikan ke kami, begitu juga sebaliknya dengan lahan kami di Minahasa Utara dipinjamkan ke TNI AU,” jelasnya.
Gubernur menambahkan, pengembangan bandara dibutuhkan untuk mempermudah akses bagi wisatawan mancanegara.
"Dengan bandara yang lebih baik, misi Gorontalo mewujudkan pariwisata mendunia bisa terwujud," imbuhnya.
Menurutnya posisi Gorontalo cukup strategis sebagai daerah penopang pariwisata Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah yang lebih dulu populer.
Kedua daerah itu memiliki wisata laut Bunaken dan Pulau Togian, yang menjadi destinasi favorit wisatawan asing.**
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2020
"Pemprov Gorontalo bersama TNI Angkatan Udara sebelumnya telah membahas rencana hibah tanah tersebut di Mabes TNI AU, Jakarta," kata Gubernur Gorontalo Rusli Habibie, Rabu.
Tanah seluas 130.600 meter persegi milik TNI AU dihibahkan untuk kebutuhan pengembangan Bandara Djalaludin menuju bandara internasional.
“Cita-cita kami menjadikan bandara Djalaluddin sebagai bandara internasional, untuk mewujudkan Embarkasi Haji Penuh dan mendukung akses pariwisata mendunia. Syaratnya landasan pacu harus diperpanjang menjadi 3.000 meter x 45 meter. Begitu juga dengan infrastruktur pendukung lainnya. Makanya kami butuh lahan milik TNI AU ini,” ujar Gubernur.
Sebagai gantinya, Pemprov Gorontalo akan menghibahkan lahan di Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara kepada TNI AU.
Tanah seluas 71.891 meter persegi itu dibutuhkan TNI AU untuk pengembangan Lanud Sam Ratulangi.
“Sambil menunggu proses hibah lahan selesai, maka untuk sementara kami sepakati perpanjangan pinjam pakai dulu. Lahan di Gorontalo dipinjam-pakaikan ke kami, begitu juga sebaliknya dengan lahan kami di Minahasa Utara dipinjamkan ke TNI AU,” jelasnya.
Gubernur menambahkan, pengembangan bandara dibutuhkan untuk mempermudah akses bagi wisatawan mancanegara.
"Dengan bandara yang lebih baik, misi Gorontalo mewujudkan pariwisata mendunia bisa terwujud," imbuhnya.
Menurutnya posisi Gorontalo cukup strategis sebagai daerah penopang pariwisata Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah yang lebih dulu populer.
Kedua daerah itu memiliki wisata laut Bunaken dan Pulau Togian, yang menjadi destinasi favorit wisatawan asing.**
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2020