Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Menteri Koperasi dan UKM AA Gede Ngurah Puspayoga menargetkan bunga Kredit Usaha Rayat (KUR) turun 10 sampai 15 persen untuk mendorong pertumbuhan UKM di Indonesia.
"Harusnya bunga KUR lebih kecil dari bunga untuk pengusaha besar yang cuma 12 persen. Ini kan tidak adil, makanya saya belum puas dalam menurunkan bunga ini," katanya saat berkunjung ke KUD Indah Jaya di Kota Gorontalo, Sabtu.
Sebelumnya bunga KUR mengalami penurunan dari 22 persen menjadi 21 persen, yang disertai dengan kenaikan plafon atau besaran kredit dari Rp20 juta menjadi Rp25 juta tanpa agunan.
"Dulu keuntungan pengusaha kecil hanya habis untuk bayar bunga KUR, kalau bunganya diturunkan maka sebagian keuntungan bisa digunakan untuk mengembangkan usahanya. Makanya program KUR saat ini lebih fokus pada usaha mikro dan kecil," jelasnya.
Ia menjelaskan pihaknya sempat melakukan penghentian atau moratorium KUR, karena dianggap belum berpihak pada pengusaha kecil.
"KUR yang dulu terkendala dengan banyaknya kredit macet dan pelaksanaannya tumpang tindih. Sekarang kami ingin mengembalikan KUR ke ranahnya. Usaha yang gede nggak boleh lagi karena harus ada jaminan," ujarnya.
Untuk mempermudah proses pendanaan tersebut, pengusaha bisa mendapatkan jaminan dari anggota Asosiasi Perusahaan Penjaminan Indonesia (Asippindo) diantaranya Jamkrindo.
"Assippindo sendiri menyiapkan sekitar 100 triliun rupiah untuk dana penjaminan. Kami berharap dana bisa segera terserap agar pertumbuhan UKM semakin baik," kata Ketua Dewan Pengawas Jamkrindo Braman Setyo.
Pada tahun 2015, Perum Jamkrindo menargetkan penjaminan kredit bisa mencapai Rp77 triliun, atau meningkat dibanding tahun sebelumnya Rp40,7 triliun.
Jamkrindo telah memiliki 35 kantor cabang, dan 21 Kantor Unit Pelayanan (KUP) di tingkat kabupaten dan kota.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2015
"Harusnya bunga KUR lebih kecil dari bunga untuk pengusaha besar yang cuma 12 persen. Ini kan tidak adil, makanya saya belum puas dalam menurunkan bunga ini," katanya saat berkunjung ke KUD Indah Jaya di Kota Gorontalo, Sabtu.
Sebelumnya bunga KUR mengalami penurunan dari 22 persen menjadi 21 persen, yang disertai dengan kenaikan plafon atau besaran kredit dari Rp20 juta menjadi Rp25 juta tanpa agunan.
"Dulu keuntungan pengusaha kecil hanya habis untuk bayar bunga KUR, kalau bunganya diturunkan maka sebagian keuntungan bisa digunakan untuk mengembangkan usahanya. Makanya program KUR saat ini lebih fokus pada usaha mikro dan kecil," jelasnya.
Ia menjelaskan pihaknya sempat melakukan penghentian atau moratorium KUR, karena dianggap belum berpihak pada pengusaha kecil.
"KUR yang dulu terkendala dengan banyaknya kredit macet dan pelaksanaannya tumpang tindih. Sekarang kami ingin mengembalikan KUR ke ranahnya. Usaha yang gede nggak boleh lagi karena harus ada jaminan," ujarnya.
Untuk mempermudah proses pendanaan tersebut, pengusaha bisa mendapatkan jaminan dari anggota Asosiasi Perusahaan Penjaminan Indonesia (Asippindo) diantaranya Jamkrindo.
"Assippindo sendiri menyiapkan sekitar 100 triliun rupiah untuk dana penjaminan. Kami berharap dana bisa segera terserap agar pertumbuhan UKM semakin baik," kata Ketua Dewan Pengawas Jamkrindo Braman Setyo.
Pada tahun 2015, Perum Jamkrindo menargetkan penjaminan kredit bisa mencapai Rp77 triliun, atau meningkat dibanding tahun sebelumnya Rp40,7 triliun.
Jamkrindo telah memiliki 35 kantor cabang, dan 21 Kantor Unit Pelayanan (KUP) di tingkat kabupaten dan kota.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2015