Gorontalo (ANTARA) - Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Gorontalo Sofian Ibrahim mengatakan secara umum logo HUT ke-24 Provinsi Gorontalo memperkenalkan tentang lima prinsip dasar warga Gorontalo untuk membangun negeri.
"Prinsip yang sudah ada sejak abad ke-16 ini adat dan kearifan lokal warga Serambi Madinah yang menjadi julukan Provinsi Gorontalo," ucap Sofian di Gorontalo, Sabtu.
Prinsip itu adalah Payu limo totalu yang terdiri dari bangusa talalo atau bangsa dijaga, nyawa podungalo atau nyawa taruhannya, lipu poduluwalo atau negeri dibela, batanga pomaya atau jiwa raga diabdikan dan upango potombulu atau harta diwakafkan.
Selain mengusung nilai-nilai kedaerahan, desain logo dari Dinas Kominfo dan Statistik itu juga menerapkan ornamen ornamen adat pada beberapa bagian logo. Seperti ornamen gerbang adat atau alikusu dan gambar buku yang merujuk falsafah Gorontalo “adat bersendikan sara dan sara bersendikan kitabullah”.
Sofian menjelaskan, pihaknya mengusung tema “Gorontalo Maju Menuju Indonesia Emas”. Tema itu dipandang cocok dengan semangat seluruh komponen masyarakat yang ingin agar daerah ini terus maju.
"Setiap tahun ada kemajuan dan terus maju untuk mendukung visi Indonesia Emas 2025," ujar dia.
HUT Provinsi Gorontalo mengalami perubahan sejak tahun 2015. Sebelumnya hari jadi Provinsi Gorontalo diperingati tanggal 16 Februari 2001, merujuk pada pelantikan Penjabat Gubernur Gorontalo pertama Tursandi Alwi.
Belakangan, warga mengaspirasikan perubahan melalui DPRD. Pembentukan Provinsi Gorontalo disepakati melalui Peraturan Daerah yang menetapkan tanggal 5 Desember 2000 sebagai hari jadi provinsi. Merujuk pada tanggal sidang Paripurna DPR RI yang menetapkan Gorontalo sebagai provinsi mandiri pisah dari Sulawesi Utara.