Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo semakin memperketat penyaluran bantuan sosial (bansos) di daerah itu.

"Penyaluran bansos kita awasi ketat mengingat banyaknya keluhan masyarakat terhadap penyaluran bantuan pangan non tunai (BNPT) tersebut terkait kualitas bahan pokok yang diterima," kata Sekretaris Daerah Gorontalo Utara, Ridwan Yasin di Gorontalo, Rabu.

Pemkab katanya, telah menggelar rapat koordinasi dan evaluasi penyaluran bansos di daerah itu, melibatkan Dinas Sosial dan para tenaga kesejahteraan sosial kecamatan (TKSK).

"Kita pun akan terus melakukan validasi data penerima bansos," ucapnya.

Juga akan meninjau keberadaan e-warung dan pemasok atau distributor barang.

Mengingat keluhan masyarakat ada di tingkat itu, yaitu kualitas barang yang diterima dari e-warung tidak sesuai harapan masyarakat penerima.

Sementara e-warung menerima pasokan dari pihak distributor.

Ia menyontohkan yang paling banyak dikeluhkan yaitu kualitas beras, telur, ikan juga sayur.

"Kita akan mengecek langsung kualitas bahan yang akan disalurkan ke masyarakat. Beras harus kualitas super, ikan pun wajib segar, telur jangan ada yang busuk. Jika ikan kering, harus yang kualitas super," katanya lagi.

Pihak distributor dan e-warung harus paham dengan syarat bahan pokok yang akan disalurkan. "Jangan mengejar keuntungan lebih namun merugikan masyarakat," katanya pula.

Total penerima bansos sembako senilai Rp200 ribu untuk Tahun Anggaran 2021 di daerah itu, mencapai 11.166 keluarga penerima manfaat (KPM) tersebar di 123 desa di 11 kecamatan.***
Sekda Gorontalo Utara Ridwan Yasin memimpin rapat koordinasi terkait penyaluran bansos sembako di daerah itu. (ANTARA/HO)

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2021