Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo mengharapkan dukungan pelaksanaan program rehabilitasi sungai Bubode pascabanjir di Kecamatan Tomilito.

"Sungai Bubode merupakan daerah aliran sungai (DAS) Tapa yang tingkat kedangkalannya sangat memprihatinkan," kata Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gorontalo Utara, Thamrin Yusuf di Gorontalo, Kamis.

Sejak Februari hingga Maret 2021, sudah 6 kali sungai Bubode meluap merendam permukiman warga di Desa Bubode, Leyao dan Milango,.

Hal itu dipicu curah hujan tinggi menyebabkan debit air di sungai tak terbendung akhirnya meluap hingga ke permukiman warga.

Banjir pada 13 Maret 2021, banjir terparah selama awal tahun ini, sebab luapan air sungai sangat cepat merendam permukiman dengan ketinggian ekstrem lebih dari 1 meter disertai arus deras dan lumpur tebal.

Thamrin mengatakan, jika tidak segera ditangani rakyat akan sangat kesulitan dan semakin menderita merasakan dampak yang ditimbulkan.

Kegiatan rehabilitasi sungai Bubode dilaporkan pemerintah kabupaten kata Thamrin kepada pemerintah provinsi dan pihak Balai Wilayah Sungai Sulawesi II yaitu, normalisasi sungai dan perbaikan tanggul sepanjang 25 meter di Dusun Milango Bawah dan 5 meter di Dusun Milango Tengah.

Pemkab kata dia, menaruh harapan besar kepada pemerintah provinsi dan pihak Balai Wilayah Sungai Sulawesi II untuk mempercepat penanganan rehabilitasi sungai tersebut.

Diakuinya, pemkab tidak memiliki anggaran yang cukup untuk percepatan penanganan tanggul jebol serta pengerukan sungai Bubode.

Pun jika didanai bersumber dari Dana Desa, kualitas pekerjaannya pasti tidak akan maksimal sebab anggaran yang dimiliki tidak memadai.

Banjir di Desa Leyao, Bubode dan Milango, tidak hanya berdampak pada masyarakat, namun pada aktivitas pertanian dan perekonomian di wilayah tersebut.

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2021