Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Gorontalo Fathuri mengatakan seluruh wilayah Gorontalo sudah memasuki periode musim kemarau.

Meski demikian berdasarkan klimatologisnya di Provinsi Gorontalo, respon musim kemarau di tiap kabupaten hingga kecamatan berbeda-beda.

"Di Gorontalo bagian utara sebelah timur seperti Kecamatan Imana, Gentuma, dan Atinggola musim kemarau diperkirakan hingga awal Oktober. Sementara untuk wilayah Kwandang bisa sampai akhir Oktober," katanya.

Musim kemarau diperkirakan terjadi hingga awal November untuk Kecamatan Tapa, Suwawa dan sekitarnya di Kabupaten Bone Bolango, Kecamatan Paguyaman, Marisa, Randangan di Kabupaten Pohuwato.

Menurutnya asumsi tersebut didasarkan pada kondisi El Nino Moderate (sedang) pada tahun 2015 dan kondisi suhu permukaan laut yang relatif masih "hangat" di sekitar perairan Indonesia.

Namun, kata dia, musim kemarau bukan berarti tidak ada hujan sama sekali.

Kemarau adalah suatu kondisi di mana terjadi defisit pada air yang terkandung di tanah dengan perhitungan sederhananya adalah jumlah hujan lebih kecil dari penguapan.

"Artinya pada musim kemarau, jumlah curah hujan yang jatuh jauh lebih sedikit dari jumlah air tanah yang menguap. Inilah yang dalam klimatologi disebut sebagai Kekeringan Meteorologis," imbuhnya.

Ia menambahkan, jika kekeringan meteorologis ini berlanjut akan menyebabkan kondisi kering pada tanah hingga di bawah Titik Layu Permanen pada tanaman.

Kondisi tersebut akan dikategorikan sebagai Kekeringan Pertanian.

Pewarta: Debby Hariyanti Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2015