Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, berharap ada solusi sinkronisasi program yang dibangun untuk mengatasi banjir di wilayah itu.

Seluruh pemangku kepentingan di daerah itu perlu secara bersama-sama mencari solusi dan melakukan sinkronisasi terhadap masalah menahun di wilayah rawan banjir, kata Dandim 1314/Gorontalo Utara, Letkol Kav Embi Triono, di Gorontalo, Minggu.

Khususnya yang dialami 5 desa di Kecamatan Tomilito, di antaranya Desa Leyao, Bubode, dan Milango.

Banjir di wilayah ini terkait dengan pendangkalan sungai dan penggundulan tanaman tahunan di areal hutan.

"Dua hal ini perlu lebih komprehensif dan mendalam untuk diangkat agar dapat mengatasi banjir di wilayah ini," katanya.

Ia berharap, pemerintah daerah segera menemukan solusi permanen untuk mengatasi banjir.

Senada dengan itu, Kapolres Gorontalo Utara, AKBP Dicky Irawan Kesuma mengatakan, kegiatan normalisasi sungai bukan solusi permanen mengatasi banjir.

Perlu dilakukan naturalisasi untuk mengembalikan alam dan fungsi lahan menjadi hutan dengan menanam kembali tanaman keras (tahunan).

"Kalau seluruh lahan ditanami jagung, tentu sedimentasi menjadi persoalan yang mau tidak mau harus dihadapi," katanya.

Mengingat kegiatan normalisasi hanya dapat bertahan sekitar 1 atau 2 tahun saja, selanjutnya persoalan pendangkalan sungai akan kembali dihadapi akibat tanah dari wilayah pegunungan akan terus tersedimentasi ke sungai.

"Kondisi ini tentu berdampak pada pendangkalan dan berkurangnya daya tampung air," katanya lagi.

Ia berharap, pemerintah daerah dan warga sama-sama menyelesaikan masalah ini.

Perlu mencari solusi terbaik. Di satu sisi, pemerintah daerah melaksanakan program naturalisasi.

Di sisi lain, masyarakat diharapkan tidak membuka areal kemiringan yang tidak ideal untuk ditanami jagung.

Indikator kelestarian hutan terjaga dengan baik adalah warna air sungai yang jernih saat curah hujan tinggi.

Kondisi yang ada saat ini, warna air sungai sangat cokelat, karena ikut membawa material lumpur akibat sedimentasi tanah dari gunung.

"Kita perlu mengatasi persoalan lingkungan untuk mengatasi banjir yang terus melanda dan menyengsarakan," katanya pula.
Kapolres Gorontalo Utara, AKBP Dicky Irawan Kesuma. (ANTARA/Susanti Sako)

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2021