Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Kemilau batu akik yang kian redup belakangan ini membuat pendapatan pedagang dan pengrajin batu akik di Gorontalo turun hingga lima puluh persen.

Pipin Mahmud, seorang pedagang batu akik yang membuka toko di kompleks pertokoan Murni, kota Gorontalo Jumat mengatakan, penjualan batu akik mulai turun sejak dua bulan belakangan.

"Sekarang pembeli batu akik mulai sepi, hanya tinggal beberapa orang saja yang memang hobi batu akik yang masih setia datang dan membeli di toko kami, dulu omset saya mencapai Rp6 juta per hari, sekarang tinggal Rp3 juta perhari," katanya.

Pipin juga mengatakan saat masih ramai, biasanya dalam sehari ia mampu menjual hingga lima puluh batu akik dari berbagai jenis, namun sekarang hanya tinggal sepuluh hingga dua puluh orang perhari.

Fendi, salah seorang pengasah batu mengatakan, sekarang orang yang datang untuk mengasah batu ketempat miliknya sudah sangat berkurang.

"Walaupun tarif yang dikenakan masih sama, yaitu untuk memotong batu Rp10.000 per batu, tapi minat dari warga memang sudah mulai sepi, paling hanya yang pengoleksi batu saja yang datang untuk mengasah dan memotong batu akik," ungkap Fendy.

Pity Yusuf Husain, seorang kolektor batu akik saat ditemui disalah satu toko akik di kota Gorontalo mengatakan, masih sering ke tempat penjualan dan pembuatan batu akik karena memang telah menjadi penghobi dan kolektor batu akik.

"Saya telah mengoleksi puluhan batu akik dari berbagai daerah di Indonesia, seperti batu bacan palamea, bacan doko, king obi, labrador hingga batu bumela asli Gorontalo," pungkas Pity

Namun beberapa pedagang batu masih berharap banyak kepada batu produksi Gorontalo yang masih akan kembali maju karena batu akik Bumela asli Gorontalo yang mulai dikenal banyak orang karena memiliki keunikan corak dan warna jingga yang menarik.

Pewarta: Adiwinata Solihin

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2015