Badan Narkotika Nasional (BNN) Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, memprioritaskan kegiatan edukasi dan penyuluhan tentang penyalahgunaan narkotika dan obat-obat terlarang (narkoba) kepada masyarakat di daerah itu.

Kepala BNN Gorontalo Utara, Ibrahim Paneo pada temu wartawan di Gorontalo, Kamis, mengatakan, tahun 2021, pihaknya menangani 19 orang pengguna sabu-sabu dan ganja melalui tim assesmen terpadu (TAT) yang bekerja secara profesional dalam program rehabilitasi.

Mengingat pihak BNN terus mengedepankan edukasi dan penyuluhan, sehingga melalui TAT, terdiri dari pihak penyidik kepolisian, kejaksaan, serta tim rehabilitasi BNN, kasus-kasus tersebut dibahas bersama untuk penanganan yang tepat.

"Memang susah-susah gampang, sebab kita berupaya merehabilitasi pengguna, disamping berkoordinasi melakukan penyidikan mengingat ganja masuk di daerah ini tergolong langka," katanya.

Namun melalui program baru yang akan dijalankan tahun 2022, yaitu Intervensi Berbasis Masyarakat yang ditargetkan terlaksana di 25 desa dari 123 desa yang ada, diharapkan semakin memperkuat program edukasi dan penyuluhan tentang narkoba.

Termasuk mendorong kegiatan pengawasan bersama dalam upaya mencegah masuknya narkoba ke daerah itu.

Masyarakat pun perlu tahu, katanya, jika tugas pokok BNN adalah bukan sebagai penindak.

"Jika sudah masuk BNN artinya sudah masuk penjara. Tidak seperti itu," kata Ibrahim.

Sebab yang prioritas dilakukan adalah edukasi dan penyuluhan, sehingga jika masyarakat menemukan kasus dugaan pengguna narkoba agar dapat segera dilaporkan ke BNN.

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2021