Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar mengharapkan semakin banyak film bercerita tentang desa semakin banyak ke depannya agar dapat meningkatkan kecintaan terhadap entitas desa di Indonesia.
"Kami berharap film-film yang bercerita tentang desa ke depan akan semakin banyak dan meningkatkan kecintaan kita terhadap entitas desa di Indonesia," ujar Mendes PDTT dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.
Ia pun mengapresiasi film berjudul "Kembali ke Desa" produksi Paramitha Devi Dimensi. Film itu diharapkan mampu meningkatkan atensi dan kesadaran publik akan arti penting desa bagi masa depan Indonesia.
"Saya memberikan apresiasi tinggi atas lahirnya film bertema tentang desa-desa Indonesia termasuk film Kembali ke Desa ini," kata Gus Halim, demikian ia biasa disapa usai menghadiri premier film "Kembali ke Desa" Rabu (8/12).
Menurut dia saat ini desa di Indonesia menjadi entitas penting bagi pembangunan Indonesia. Sejak dikucurkannya dana desa, berbagai percepatan pembangunan desa terjadi di berbagai pelosok nusantara.
"Desa kini tidak lagi menjadi cerita pinggiran, tempat gambaran segala kesusahan dan penderitaan. Desa kini bergerak dengan berbagai inovasi, kreasi, maupun aktivitas ekonomi," tuturnya.
Di masa lalu, ia menyampaikan, desa-desa di Indonesia sering digambarkan sebagai bukti keterbelakangan Indonesia. Lapangan kerja susah, fasilitas layanan kesehatan terbatas, sarana pendidikan tidak ada, sehingga warga desa berbondong-bondong ke kota untuk melakukan urbanisasi.
"Namun seiring dengan adanya dana desa, perlahan gambaran suram itu mulai terkikis. Sekarang kepala desa bahkan sudah ada yang bergelar doktor, itu artinya pembangunan desa memberikan prospektif bagi percepatan pembangunan di Indonesia," katanya.
Saat ini, ia menyampaikan, Kemendes PDTT memiliki arah kebijakan pembangunan desa, yaitu SDGs Desa dengan 18 tujuan dan 222 Indikator.
Tujuan ke-18, yaitu Lembaga Desa Dinamis dan Budaya Desa Adaptif yang berarti pembangunan desa tidak boleh lepas dari akar budaya setempat.
"Ini tugas kita semua, jangan sampai desa dibangun tanpa bertumpu pada akar budaya," kata Gus Halim.
Eksekutif Produser film "Kembali ke Desa", Paramitha Rusady mengatakan, film Kembali ke Desa memiliki pesan moral agar generasi milenial tak ragu untuk hidup dan membangun desanya masing-masing.
"Kami berharap setelah menonton film ini bisa menggugah seluruh penonton dan masyarakat luas untuk kembali ke desa dan utamanya bekerja keras untuk membangun desanya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2021
"Kami berharap film-film yang bercerita tentang desa ke depan akan semakin banyak dan meningkatkan kecintaan kita terhadap entitas desa di Indonesia," ujar Mendes PDTT dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.
Ia pun mengapresiasi film berjudul "Kembali ke Desa" produksi Paramitha Devi Dimensi. Film itu diharapkan mampu meningkatkan atensi dan kesadaran publik akan arti penting desa bagi masa depan Indonesia.
"Saya memberikan apresiasi tinggi atas lahirnya film bertema tentang desa-desa Indonesia termasuk film Kembali ke Desa ini," kata Gus Halim, demikian ia biasa disapa usai menghadiri premier film "Kembali ke Desa" Rabu (8/12).
Menurut dia saat ini desa di Indonesia menjadi entitas penting bagi pembangunan Indonesia. Sejak dikucurkannya dana desa, berbagai percepatan pembangunan desa terjadi di berbagai pelosok nusantara.
"Desa kini tidak lagi menjadi cerita pinggiran, tempat gambaran segala kesusahan dan penderitaan. Desa kini bergerak dengan berbagai inovasi, kreasi, maupun aktivitas ekonomi," tuturnya.
Di masa lalu, ia menyampaikan, desa-desa di Indonesia sering digambarkan sebagai bukti keterbelakangan Indonesia. Lapangan kerja susah, fasilitas layanan kesehatan terbatas, sarana pendidikan tidak ada, sehingga warga desa berbondong-bondong ke kota untuk melakukan urbanisasi.
"Namun seiring dengan adanya dana desa, perlahan gambaran suram itu mulai terkikis. Sekarang kepala desa bahkan sudah ada yang bergelar doktor, itu artinya pembangunan desa memberikan prospektif bagi percepatan pembangunan di Indonesia," katanya.
Saat ini, ia menyampaikan, Kemendes PDTT memiliki arah kebijakan pembangunan desa, yaitu SDGs Desa dengan 18 tujuan dan 222 Indikator.
Tujuan ke-18, yaitu Lembaga Desa Dinamis dan Budaya Desa Adaptif yang berarti pembangunan desa tidak boleh lepas dari akar budaya setempat.
"Ini tugas kita semua, jangan sampai desa dibangun tanpa bertumpu pada akar budaya," kata Gus Halim.
Eksekutif Produser film "Kembali ke Desa", Paramitha Rusady mengatakan, film Kembali ke Desa memiliki pesan moral agar generasi milenial tak ragu untuk hidup dan membangun desanya masing-masing.
"Kami berharap setelah menonton film ini bisa menggugah seluruh penonton dan masyarakat luas untuk kembali ke desa dan utamanya bekerja keras untuk membangun desanya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2021