Anggota TNI dari Kodim 1314, Bintara Pembina Desa (Babinsa) Sersan Dua Ishak Nur menyisihkan gaji miliknya untuk merenovasi masjid Al Muhadjirin di Desa Pilolalenga, Kecamatan Dungaliyo, Kabupaten Gorontalo.
"Masyarakat menunjuk saya sebagai panitia pembangunan masjid, saya mulai saja dari yang ada dulu,''ujarnya di Gorontalo, Senin.
Ia mengaku, selaku prajurit TNI, ia siap membantu masyarakat sesuai dengan arahan pimpinan bahwa rakyat harus dibantu.
Masjid yang telah berumur 30 tahun tersebut direnovasi karena bangunannya yang terbuat dari kayu sudah mulai lapuk dan ukurannya hanya 6x7 meter persegi.
Renovasi masjid tersebut kini menggunakan batako dan semen, sehingga menjadi bangunan permanen dan lebih luas menjadi 11x12 meter persegi.
"Sebelumnya kondisinya masjid ini agak kecil ukurannya, dan rangka nya pun masih terbuat dari kayu, tidak ada tulang besinya, jadi masyarakat menginginkan mesjid baru istilahnya, mau tidak mau kita bikin baru saja," ucapnya.
Untuk dana pembangunan, jemaah mulai memberikan sumbangan dan ia pun menyisihkan gaji untuk membeli semen dan besi.
Selain itu, masyarakat sekitar pun mengumpulkan hasil panen dari kebun mereka, seperti pisang, kelapa, singkong dan ubi untuk dijual dan uang hasil penjualan untuk pembangunan masjid.
Sementara itu, salah seorang tokoh masyarakat desa setempat Anton Labdul mengatakan kondisi masjid sudah tua dan rusak sehingga harus direnovasi.
"Pak Babinsa ini aktif dalam kegiatan masjid dan jemaah memilih beliau sebagai ketua pembangunan masjid," ucapnya.
Masjid tersebut kata Anton, digunakan untuk ibadah jemaah dari Desa Kaliyoso, Ayuhula dan Pilolalenga.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2022
"Masyarakat menunjuk saya sebagai panitia pembangunan masjid, saya mulai saja dari yang ada dulu,''ujarnya di Gorontalo, Senin.
Ia mengaku, selaku prajurit TNI, ia siap membantu masyarakat sesuai dengan arahan pimpinan bahwa rakyat harus dibantu.
Masjid yang telah berumur 30 tahun tersebut direnovasi karena bangunannya yang terbuat dari kayu sudah mulai lapuk dan ukurannya hanya 6x7 meter persegi.
Renovasi masjid tersebut kini menggunakan batako dan semen, sehingga menjadi bangunan permanen dan lebih luas menjadi 11x12 meter persegi.
"Sebelumnya kondisinya masjid ini agak kecil ukurannya, dan rangka nya pun masih terbuat dari kayu, tidak ada tulang besinya, jadi masyarakat menginginkan mesjid baru istilahnya, mau tidak mau kita bikin baru saja," ucapnya.
Untuk dana pembangunan, jemaah mulai memberikan sumbangan dan ia pun menyisihkan gaji untuk membeli semen dan besi.
Selain itu, masyarakat sekitar pun mengumpulkan hasil panen dari kebun mereka, seperti pisang, kelapa, singkong dan ubi untuk dijual dan uang hasil penjualan untuk pembangunan masjid.
Sementara itu, salah seorang tokoh masyarakat desa setempat Anton Labdul mengatakan kondisi masjid sudah tua dan rusak sehingga harus direnovasi.
"Pak Babinsa ini aktif dalam kegiatan masjid dan jemaah memilih beliau sebagai ketua pembangunan masjid," ucapnya.
Masjid tersebut kata Anton, digunakan untuk ibadah jemaah dari Desa Kaliyoso, Ayuhula dan Pilolalenga.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2022