Sejumlah Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Kelas IIA Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo memproduksi batok kelapa bonsai sebagai bagian dari program pembinaan kemandirian.

Salah seorang WBP, M Darwis di Gorontalo, Senin, mengatakan pembuatan produk kerajinan tangan tersebut dilakukan dengan menggunakan bahan yang ada di sekitar Lapas.

Untuk pembuatannya kata Darwis, pertama dengan membersihkan batok kelapa hingga halus, setelah itu direkatkan dengan lem agar tidak mudah pecah. Setelah permukaan kelapa menjadi halus, selanjutnya diberikan cat pelindung dan berbagai hiasan pendukung.

"Bahan-bahannya kita dapatkan di dalam Lapas, mulai dari bahan bekas yang kita kumpulkan yang kita dapatkan," ungkapnya.

Harga kelapa bonsai tersebut, dijual dengan harga yang bervariasi, tergantung bentuk, ukuran dan juga pesanan, mulai dari yang paling murah Rp150 ribu per kelapa bonsai.

Sementara itu, Kepala Seksi Kegiatan Kerja Lapas Kelas IIA Gorontalo, Sabaruddin mengatakan program pembinaan kemandirian diharapkan mampu membuat WBP menjadi pribadi yang berkarakter positif dan memiliki keterampilan sebagai bekal setelah bebas nanti.

Pada program itu, sejumlah WBP mengolah sampah botol plastik dan batok kelapa menjadi kerajinan tangan hiasan ruangan.

"Bakat dan keterampilan yang mereka miliki akan terus kami asah melalui program kegiatan pembinaan kemandirian, sehingga setelah selesai menjalani masa pidananya mereka dapat memiliki bekal hidup di tengah-tengah masyarakat," ucapnya.

Ia menginginkan saat bebas nanti, mereka dapat bersaing dalam bursa tenaga kerja, membuka lapangan kerja sekaligus mencegah mereka untuk mengulangi tindak pidana kembali.

Pewarta: Adiwinata Solihin

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2022