Wakil Gubernur Gorontalo Idris Rahim menemui Kepala Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Provinsi Gorontalo Agus Yudi Prayudana, Kamis, untuk membahas kekurangan stok reagen yang digunakan pengujian Polymerase Chain Reaction (PCR) COVID-19.
Kunjungan di kantor BPOM Gorontalo itu, untuk menindaklanjuti hasil pertemuan dengan Komisi IX DPR RI waktu lalu, terkait reagen PCR yang kurang.
“Dalam pertemuan dengan Komisi IX DPR RI, saya menyampaikan kendala yang dihadapi Pemerintah Provinsi Gorontalo dalam melakukan tes PCR COVID-19 yaitu kurangnya stok reagen di laboratorium BPOM Gorontalo,” kata wagub.
Menurutnya kendala yang dihadapi oleh laboratorium BPOM Gorontalo tersebut, mendapat perhatian serius dari Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu yang turut mendampingi tim Komisi IX DPR RI.
Dirjen P2P Kemenkes berjanji akan secepatnya mengupayakan stok reagen untuk Gorontalo.
“Tentunya ini harus segera kita tindaklanjuti dengan mengajukan surat permintaan ke Dirjen P2P Kemenkes. Reagen itu sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi melonjaknya kasus COVID-19,” ujarnya.
Ia mengapresiasi kinerja yang dicapai oleh BPOM Gorontalo, dengan keberhasilan mencapai Wilayah Bebas Korupsi (WBK) pada tahun 2020.
Idris juga memberikan dukungan penerapan Reformasi Birokrasi di lingkungan BPOM , serta berharap mampu meraih predikat Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) tahun 2022.
Selain itu, Wagub juga mengapresiasi pelaksanaan Program Prioritas Nasional oleh BPOM RI di Kabupaten Gorontalo Utara.
Program tersebut meliputi Desa Pangan Aman, Pasar Pangan Aman Berbasis Komunitas, dan Pangan Jajanan Usia Anak Sekolah.
“Saya yakin BPOM dapat melaksanakan perannya dalam pengawasan obat dan makanan di Provinsi Gorontalo secara komprehensif,” tambahnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2022