Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, meminta pemerintah kabupaten (pemkab) setempat, untuk mengintensifkan pemantauan stok elpiji bersubsidi 3 kilo gram (kg) jelang hari raya Idul Adha tahun 2022.
"Jangan sampai stok elpiji mengalami kekosongan di tingkat agen maupun pangkalan," kata anggota Komisi II DPRD Gorontalo Utara, Lukum Diko, di Gorontalo, Jumat.
Intensitas pemantauan kata dia, juga untuk memastikan kepada masyarakat bahwa stok bahan bakar tersebut sangat tersedia dan aman.
Selain itu, untuk mencegah penjualan oleh pihak agen maupun pangkalan kepada yang bukan sasaran.
Mengingat banyak warga mengadukan kondisi sulitnya membeli gas elpiji 3kg di pangkalan karena cepat habis.
"Stok sering kosong hanya beberapa saat setelah pihak agen melakukan distribusi. Namun di warung-warung yang bukan pangkalan resmi, stok tersedia dengan harga mencapai Rp30 ribu hingga Rp35 ribu/tabung," katanya.
Untuk menjawab keluhan masyarakat maka pemkab perlu lebih intensif lagi melakukan pemantauan distribusi stok di seluruh pangkalan yang tersebar di 11 kecamatan.
"Kami berharap, tidak ada penjualan gas elpiji bersubsidi 3 kg di atas harga eceran tertinggi (HET). Dan pemkab wajib menjamin ketersediaan khususnya pada hari raya kurban," katanya pula.
Lukum juga meminta agar masyarakat ikut mengawasi distribusi elpiji 3 kg di setiap pangkalan yang ada di desanya masing-masing.
Jika menemukan penyimpangan seperti penjualan kepada bukan sasaran agar segera melaporkan ke pihak berwajib disertai data akurat.
Tindakan tersebut penting dilakukan agar dapat memperbaiki jalur distribusi bagi mereka yang lupa atau lalai terhadap regulasi terkait peruntukkan bahan bakar gas (BBG) bersubsidi.
"Jangan sampai masyarakat berkoar-koar gas 3 kg langka padahal distribusi oleh pihak agen berjalan dengan baik dan pihak pangkalan telah melakukan permintaan sesuai kuota sasaran. Sehingga diperlukan pengawasan bersama," imbuhnya.***
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2022
"Jangan sampai stok elpiji mengalami kekosongan di tingkat agen maupun pangkalan," kata anggota Komisi II DPRD Gorontalo Utara, Lukum Diko, di Gorontalo, Jumat.
Intensitas pemantauan kata dia, juga untuk memastikan kepada masyarakat bahwa stok bahan bakar tersebut sangat tersedia dan aman.
Selain itu, untuk mencegah penjualan oleh pihak agen maupun pangkalan kepada yang bukan sasaran.
Mengingat banyak warga mengadukan kondisi sulitnya membeli gas elpiji 3kg di pangkalan karena cepat habis.
"Stok sering kosong hanya beberapa saat setelah pihak agen melakukan distribusi. Namun di warung-warung yang bukan pangkalan resmi, stok tersedia dengan harga mencapai Rp30 ribu hingga Rp35 ribu/tabung," katanya.
Untuk menjawab keluhan masyarakat maka pemkab perlu lebih intensif lagi melakukan pemantauan distribusi stok di seluruh pangkalan yang tersebar di 11 kecamatan.
"Kami berharap, tidak ada penjualan gas elpiji bersubsidi 3 kg di atas harga eceran tertinggi (HET). Dan pemkab wajib menjamin ketersediaan khususnya pada hari raya kurban," katanya pula.
Lukum juga meminta agar masyarakat ikut mengawasi distribusi elpiji 3 kg di setiap pangkalan yang ada di desanya masing-masing.
Jika menemukan penyimpangan seperti penjualan kepada bukan sasaran agar segera melaporkan ke pihak berwajib disertai data akurat.
Tindakan tersebut penting dilakukan agar dapat memperbaiki jalur distribusi bagi mereka yang lupa atau lalai terhadap regulasi terkait peruntukkan bahan bakar gas (BBG) bersubsidi.
"Jangan sampai masyarakat berkoar-koar gas 3 kg langka padahal distribusi oleh pihak agen berjalan dengan baik dan pihak pangkalan telah melakukan permintaan sesuai kuota sasaran. Sehingga diperlukan pengawasan bersama," imbuhnya.***
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2022