Dinas Perhubungan Provinsi Gorontalo akan melakukan survei sebelum melakukan pertemuan guna membahas kenaikan tarif baru Angkutan Antarkota Dalam Provinsi (AKDP) di daerah itu.

"Kami masih melakukan survei dulu, jadi tidak langsung berapa naiknya BBM," ujar Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Gorontalo, Jamal Nganro di Gorontalo, Jumat.

Ia menjelaskan jika pihaknya akan melakukan survei, karena bukan hanya disebabkan faktor Bahan Bakar Minyak (BBM), tapi penting pula untuk melakukan survei suku cadang dan lainnya.

"Setelah itu mengajak supir dan pihak terkait untuk membahas berapa tarif yang sesuai. Setelah sudah sepakat, baru diajukan untuk penandatanganan surat keputusan," ucap Jamal.

Saat ini, kata Jamal, pihaknya mengimbau kepada supir untuk jangan dulu menaikkan tarif, dan bersabar karena ini terkait dengan hitung-hitungan dan melibatkan Organda, para supir, termasuk pula dengan pihak Ombudsman.

"Agar setelah sepakat kita tanda tangani, jangan sudah ditandatangani baru ada yang komplain," kata Jamal.

Sementara itu, salah seorang supir AKDP, Ramadan Mokodimpit mengaku sesuai kesepakatan para supir, mereka menaikkan sementara tarif sebesar Rp5 ribu per orang untuk tujuan Kabupaten Pohuwato dan Kabupaten Boalemo.

"Untuk tarif angkutan kita naikkan Rp ribu untuk ke Kota Marisa dan Paguat kita naikkan menjadi Rp70 ribu dari Rp65 ribu, kalau Tilamuta sekarang Rp50 ribu, semua naik Rp5 ribu," ungkap Ramadan Mokodimpit.

Ia mengaku, jika mereka menaikkan tarif hingga Rp10 ribu, maka akan memberatkan penumpang.

"Kenaikan tarif ini, Alhamdulillah tidak mengurangi penumpang," katanya.
 
Dua penumpang menanti keberangkatan Angkutan Antarkota Dalam Provinsi (AKDP) di Transit Car Telaga, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo. ANTARA/Adiwinata Solihin

Pewarta: Adiwinata Solihin

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2022