Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Yana Yanti Suleman mengatakan ada terjadi 360 kasus demam berdarah dengue (DBD) di daerah tersebut selama bulan Januari-Juli 2022, sehingga masyarakat diminta waspada.

“Mohon mewaspadai DBD karena kasusnya lagi tinggi. Cermati gejala-gejalanya, agar tidak terlambat menangani penderita DBD,” katanya di Gorontalo, Jumat.

Dari 360 kasus, sebanyak 85 kasus terjadi di Kabupaten Gorontalo, 75 kasus di Kabupaten Bone Bolango, 66 kasus di Kota Gorontalo, 57 kasus di Kabupaten Boalemo, 56 kasus di Kabupaten Pohuwato, dan 21 kasus di Kabupaten Gorontalo Utara.

Sedangkan pasien yang meninggal pada periode tersebut sebanyak delapan orang, yang terdiri dari Kota Gorontalo tiga orang, Kabupaten Gorontalo dua orang, Boalemo satu orang, Bone Bolango satu orang, dan Gorontalo Utara satu orang.

Menurutnya masyarakat dapat melakukan langkah-langkah pencegahan DBD seperti melakukan Gerakan 1 Rumah 1 Juru Pemantau Jentik (Jumantik), dengan pemberantasan sarang nyamuk di tempat-tempat umum dan perkantoran.

“3M plus harus dilakukan yakni menguras tempat penampungan air, menutup rapat tempat penampungan air, dan memanfaatkan kembali barang bekas yang berpotensi jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular demam berdarah,” katanya.

Selain itu, warga dapat menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, sebisa mungkin menggunakan kelambu saat tidur, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk.

“Hal yang paling sering kita lakukan adalah menggantung pakaian di dalam rumah, biasanya nyamuk hinggap di situ. Sebisa mungkin dihindari dulu,” tambahnya.

Sedangkan gejala DBD diantaranya mendadak panas tinggi selama 2-7 hari, tampak lemah dan lesu, tampak bintik merah pada kulit dan jika kulit direnggangkan bintik tersebut tidak hilang, serta mimisan pada sebagian penderita.

 

Pewarta: Debby H. Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2022