Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gorontalo Provinsi Gorontalo berhasil merealisasikan taman hutan raya (Tahura) seluas 6.208 hektare di Kecamatan Asparaga.

Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo dalam Seminar Tata Kelola Tahura Gorontalo menuju keseimbangan iklim global dari Gorontalo untuk dunia, di Gorontalo, Selasa, mengatakan ini sejarah bagi daerah itu, sebab direalisasikan untuk kepentingan masa depan.

Saat ini, kata dia,  sedang berlangsung Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP-27) di Mesir yang membahas kompensasi yang diberikan kepada negara-negara rentan untuk kerugian dan kerusakan akibat perubahan iklim. Lebih dari 40 ribu peserta yang terdaftar sebagai pembicara setuju dengan kompensasi tersebut.

Juga di Denpasar, Bali, sementara berlangsung G20 yang juga membicarakan tentang persoalan lingkungan.

"Getaran dua agenda besar ini sangat terasa hingga di Gorontalo pada momentum seminar tata kelola tahura. Semoga ini bisa berkontribusi besar bagi dunia," kata Nelson.

Menurutnya, persoalan lokal dan global bisa dirasakan dengan terjadinya perubahan iklim yang berdampak pada bencana banjir, sedimentasi dan bentuk-bentuk kerusakan lingkungan lainnya.

"Sebenarnya kita punya potensi mengendalikan perubahan iklim tersebut, karena kita berada di iklim tropis," katanya.

Gorontalo berupaya bersama ingin menciptakan ekologi dunia yang lebih baik. Apalagi Gorontalo punya taman nasional mencapai 3.100 hektare  di dua wilayah yaitu Gorontalo dan Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara.

Sementara di kutub barat ada hutan Nantu seluas 52 ribu hektare dan areal penggunaan lain (APL) seluas 900 hektare untuk taman kelapa dunia.

Sehingga keberadaan tahura diharapkan segera terealisasi optimal dengan menyiapkan kelembagaan seperti membentuk unit pelaksana teknis daerah (UPTD), penyiapan fasilitas, juga sumber daya manusia.

Untuk penyiapan fasilitas, dimulai dengan dukungan pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) dengan mengajukan 10 hektare lahan untuk memadukan tahura dan keinginan BWS mempertahankan wilayah air agar terjaga dengan baik.

Mengingat sumber air yang ada, juga mengairi 6 ribu hektare lahan pertanian di wilayah Kabupaten Gorontalo dan Boalemo.

"Kami juga menyiapkan infrastruktur seperti jalan. Termasuk menyosialisasikan Tahura kepada pemerintah Provinsi Gorontalo, pemerintah Kabupaten Boalemo dan Gorontalo Utara. Mengingat kawasan hutan Nantu, juga ada di dua kabupaten tersebut," katanya.

Fungsinya, agar pengelolaan tahura akan mewujudkan kedekatan pemerintah daerah dengan masyarakat yang berdampak luas bagi keseimbangan alam dan kesejahteraan.

Apalagi tahura di Kecamatan Asparaga merupakan yang terluas di Indonesia dan dunia. Bahkan di China saja, luas tahura hanya mendekati 6 ribu hektare.

Sehingga melalui seminar ini, diharapkan kesiapan pemerintah Kabupaten Gorontalo dalam memahami Surat Keputusan (SK) penetapan tahura sehingga dapat berkolaborasi dengan baik antara pemerintah nasional sebab ini untuk kepentingan Indonesia, juga pemerintah kabupaten, kecamatan hingga desa.

"Kami pun menyiapkan anggaran yang dimulai tahun ini. Serta dilanjutkan hingga Tahun Anggaran 2023. Serta berharap dukungan pemerintah pusat dan dunia, sebab Tahura adalah kepentingan lingkungan secara global," katanya pula.

Seminar yang digelar Pemkab Gorontalo bekerja sama dengan Yayasan Adudu Nantu Internasional itu, dibuka oleh Staf Ahli Gubernur Bidang Kemasyarakatan dan SDM, Yosep Koton.

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2022