Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo dan tim peneliti dari Universitas Negeri Gorontalo (UNG), merancang pola perjalanan wisata geopark atau geowisata di daerah tersebut, Kamis.

Untuk menjaring masukan terkait penyusunan pola perjalanan itu, Dispar menggelar diskusi kelompok terpumpun atau terpusat untuk mendapatkan masukan dari sejumlah pihak terkait.

Koordinator tim peneliti Yayu Indriati Arifin menjelaskan, integrasi antara aspek geodiversitas, biodiversitas dan keragaman budaya berpotensi mendukung pengembangan geopark sebagai pionir dan strategi inovatif untuk konservasi alam, perencanaan tata guna lahan, dan pembangunan kawasan berkelanjutan.

“Pendekatan geografis diperlukan dalam perencanaan destinasi geowisata yang lebih komprehensif antara geologi, flora, dan fauna serta keberadaan masyarakat lokal budaya,” katanya di Gorontalo.

Perencanaan model spasial pada destinasi geowisata Gorontalo meliputi destinasi, pusat pelayanan, jalur sirkulasi, pintu gerbang, atraksi, daya tarik geowisata, daya tarik pendukung, serta rute geowisata.

“Destinasi geowisata ada dii Kota Gorontalo, Kabupaten Gorontalo, dan Bone Bolango. Daya tarik utamanya diantaranya Danau Limboto dan Taman nasional Bogani Nani Wartabone, sedangkan daya tarik pendukung misalnya rumah adat Dulohupa,” katanya.

Ia menambahkan, pola perjalanan disusun diantaranya untuk meningkatkan daya tarik wisata dan pemerataan kunjungan di destinasi geowisata Gorontalo.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo Rifli M Katili menjelaskan pemerintah provinsi telah mengusulkan 26 geosite ke Komite Nasional Geopark Indonesia.

“Ke-26 geosite tersebut telah melalui beberapa tahapan untuk mendapatkan penetapan sebagai Geopark Gorontalo. Sudah teridentifikasi 24 lokasi geosite yang tersebar di lima kabupaten di Gorontalo yang kemudian akan dijadikan tujuan geowisata,” kata Rifli.

Ia berharap diskusi tersebut dapat menghimpun informasi dari berbagai pihak untuk memperkaya dan menguatkan hasil kajian tim yang telah menyusun pola perjalanan wisata ini.

“Kami ingin menghubungkan masing-masing geosite tersebut menjadi lokasi tujuan wisata, serta membuka paket dengan segmentasi geowisata di Gorontalo,” katanya.

Dalam diskusi ini diikuti oleh pemangku kepentingan sektor pariwisata antara lain Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI), sejumlah kelompok sadar wisata (Pokdarwis), akademisi, media, instansi pemerintah.

Pewarta: Debby H. Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2022