Umat Tridharma di Gorontalo tidak mendapat restu untuk merayakan Cap Go Meh di jalanan, usai melaksanakan sembahyang Goan Siao di Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Kelenteng Tulus Harapan Kita Kota Gorontalo.

Pemimpin Sembahyang TITD Tulus Harapan Kita Gorontalo William usai sembahyang, Rabu, mengatakan perayaan tidak dapat dilakukan di jalanan karena tidak mendapatkan restu.

"Kita ada prosesi Popoi untuk menanyakan proses Goan Siao apakah boleh dilaksanakan atau tidak," ucap dia.

Pada ritual itu, William menjelaskan, jika batu popoi saat dilemparkan dan jatuh ke lantai dengan posisi satu tertutup dan satu terbuka, itu berarti mendapat restu.

"Tapi tadi dua dua terbuka sebanyak dua kali, jadi kita anggap tidak mendapat restu sama sekali," ungkap William.

Ia menjelaskan, pada hari Minggu nanti, masih akan ada satu kali sembahyang, yaitu sembahyang Tien sebagai rangkaian Tahun Baru Imlek 2574.

Sebelum melakukan sembahyang Goan Siao, pada Senin (16/1) warga keturunan Tionghoa melakukan ritual sembahyang untuk mengantar Cao Kung Kong atau Dewa Dapur ke langit yang tugasnya mencatat segala keburukan dan kebaikan umat manusia.

Ia mengutarakan doa dan harapan mereka di Imlek tahun ini agar masyarakat Gorontalo bisa memperoleh berkah yang lebih besar.

Menurut William, perayaan Imlek tahun ini berbeda dengan beberapa tahun sebelumnya, saat pandemi COVID-19 masih melanda daerah tersebut.
 
Sejumlah warga keturunan Tionghoa berdoa di Tempat Ibadah Tridharma (TITD) Tulus Harapan Kita di Kota Gorontalo, Gorontalo, Rabu (25/1/2023). Pengurus dan jemaat TITD Tulus Harapan Kita melakukan sembahyang Goan Siao sebagai ritual bertanya kepada dewa untuk pelaksanaan Cap Go Meh apakah bisa diarak keluar kelenteng atau tidak. ANTARA/Adiwinata Solihin 

Pewarta: Adiwinata Solihin

Editor : Debby H. Mano


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2023