Puluhan warga Kecamatan Ponelo Kepulauan Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo berunjuk rasa di Pulau Saronde, Kamis.

"Kami kecewa, pihak pengelola Saronde tidak mengizinkan nelayan masuk ke pulau ini. Padahal sekadar meminta pertolongan saat perahu mengalami kecelakaan," kata Wawan Kaharu, warga Ponelo Kepulauan.

Ia berharap, pihak pengelola Pulau Saronde tidak berlaku demikian kepada nelayan setempat selama mengelola destinasi wisata tersebut.

"Warga hanya datang minta tolong, apa salahnya dibantu," katanya. Pihaknya berempati dengan kondisi yang menimpa warga setempat, sehingga ingin mengonfirmasi langsung insiden pengusiran yang dilakukan pihak pengelola.

Salah seorang nelayan, Irwan Palilati mengaku diusir saat akan minta pertolongan di pulau yang dikelola sebagai obyek wisata itu.

"Saya diminta tidak berada di depan pulau karena khawatir mengganggu tamu," katanya.

Ia mengaku datang minta tolong, sebab Pulau Saronde menjadi lokasi terdekat dijangkau saat insiden  kecelakaan perahu yang dialaminya.

Sekitar pukul 02.00 Wita, perahu miliknya dihantam gelombang hingga menyebabkan kerusakan parah.

"Saya berlindung di Pulau Batu yang ada di depan Pulau Saronde, dengan kondisi perahu yang bocor dan patah akibat dihantam gelombang. Karena kondisi sedang tidak bersahabat, Pulau Saronde menjadi tempat terdekat untuk minta perlindungan dan bantuan," katanya.

Sekitar pukul 04.00 Wita, Irwan mengaku berupaya ke Pulau Saronde. Saat itu kata dia, air mulai surut sehingga memudahkan menjangkau pulau tersebut.

Kemudian Irwan mengaku, bertemu rekannya yang bekerja di Pulau Saronde. "Saya memohon pertolongan. Beliau membantu, bahkan memberi saya satu gelas kopi," katanya.

Namun tiba-tiba kata Irwan, seseorang berambut gondrong datang mendekat dan menyampaikan agar tidak masuk ke wilayah pulau tersebut.

"Saya kecewa padahal datang merapat ke pulau sekadar minta tolong. Pagi pukul 06.00 Wita, seorang warga lainnya, Wawan Kaharu, kemudian datang menolong saya untuk pulang ke Pulau Ponelo," katanya.

Apa yang dialami Irwan kemudian diceritakan ke nelayan lainnya. Bahkan Wawan membuat siaran langsung melalui media sosial saat itu.

"Saya tidak bisa menahan warga yang berempati dengan kondisi ini. Mereka sempat emosi dan mendatangi Pulau Saronde untuk meminta penjelasan kepada pihak pengelola sekitar pukul 10 pagi," katanya pula.

Feranando Thalib, pihak pengelola Pulau Saronde mengatakan pihaknya kaget didatangi puluhan warga. Ia mengaku sempat dikeroyok.

Namun kondisi itu ditanggapi dengan berusaha meredam emosi warga.

"Saya tidak ingin terjadi tindakan anarkis. Makanya saya sempat meminta warga untuk berdiskusi dengan baik terkait kondisi yang terjadi," katanya.

Feranando mengaku tidak mengusir nelayan tersebut.

"Kami sempat menawarkan bantuan. Memberi baju ganti sebab telah basah, kemudian disuguhkan kopi agar tidak kedinginan," katanya.

Setelah itu pihaknya hanya meminta agar nelayan tersebut tidak berada di depan penginapan atau "cottage", sebab sedang ada tamu menginap.

Ia berharap, warga tidak mempercayai informasi sepihak yang dapat menyulut keributan.

Apalagi amukan dan teriakan puluhan warga, mungkin sekitar 70an orang, membuat pekerja perempuan kami ketakutan dan menangis.

"Kami siap dimintai keterangan dan melakukan pertemuan dengan pemerintah daerah, warga Ponelo dan aparat Kepolisian untuk memediasi," katanya.

Kepala Desa Ponelo, Tommy Buheli mengatakan, pihaknya telah berupaya meredam aksi massa tersebut

"Kami tidak mengetahui aksi tersebut. Namun segera memberi edukasi kepada warga untuk tidak berlaku anarkis jika ada insiden serupa menimpa nelayan. Semua harus didiskusikan untuk memecahkan persoalan dengan solusi terbaik," katanya.

Pihak Kepolisan dan TNI Angkatan Laut, juga telah turut memediasi aksi massa tersebut.

"Pak Kapolres dan Pak Danposal datang langsung ke lokasi untuk meredam aksi massa," katanya.

Pihaknya, kata Tommy, segera menggagas pertemuan dengan pihak pengelola Pulau Saronde.

"Termasuk segera menyurati pemerintah daerah untuk meminta penjelasan atau informasi terkait pengelolaan Pulau Saronde," katanya.
 
Puluhan warga Ponelo Kepulauan, Gorontalo Utara, datang mengamuk di destinasi wisata Pulau Saronde akibat diduga adanya insiden pengusiran nelayan oleh pihak pengelola, pada Kamis (26/1/2023). (ANTARA/Susanti Sako)

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Debby H. Mano


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2023