Petugas Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Provinsi Gorontalo bersama mahasiswa Poltekes melakukan uji sampel takjil yang diperdagangkan di kompleks Universitas Negeri Gorontalo, Kamis.

Kepala BPOM Gorontalo, Agus Yudi Prayudana saat memimpin uji sampel takjil itu mengatakan, pihaknya ingin memastikan keamanan takjil yang dikonsumsi oleh masyarakat saat bulan Ramadhan.

"Kami menambah pengawasan pangan selama bulan Ramadhan," ucap Agus di Gorontalo, Kamis. 

Ia mengungkapkan, pengawasan pangan memang dilakukan sepanjang tahun, namun saat bulan Ramadhan hal itu ditingkatkan karena banyak bermunculan pedagang takjil musiman untuk menu buka puasa.

"Terutama sarana produksi distribusi pangan," ujar dia.

Pemeriksaan yang dilakukan dengan menggunakan mobil laboratorium keliling itu untuk memastikan takjil yang dikonsumsi masyarakat aman dari zat berbahaya dan higienis.

Takjil yang dilakukan uji sampel di mobil laboratorium keliling BPOM tersebut, diantara kerupuk, berbagai jenis kue basah hingga minuman.

Agus menjelaskan, uji sampel itu dilakukan untuk mendeteksi adanya bahan berbahaya, seperti formalin, boraks dan pewarna.

Bahan berbahaya yang dilarang terkandung dalam makanan, kata Agus, berbahaya bagi tubuh jika dikonsumsi, contohnya boraks dan formalin dan pewarna rhodamine B yang dapat menimbulkan sel kanker pada manusia.

Pada uji 61 jenis sampel takjil tersebut, petugas BPOM tidak menemukan adanya zat berbahaya.
Petugas Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melakukan uji sampel takjil dengan menggunakan mobil laboratorium keliling di Kota Gorontalo, Gorontalo, Jumat (23/3/2023). BPOM melakukan uji sampel takjil yang dijual pedagang guna mendeteksi bahan berbahaya yang digunakan pada makanan, seperti pewarna buatan, boraks, formalin dan bahan lainnya. ANTARA/Adiwinata Solihin

Pewarta: Adiwinata Solihin

Editor : Debby H. Mano


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2023