Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Sejak bulan Januari 2016 hingga saat ini, tercatat sekitar 291 hektare lahan perkebunan tebu milik PT Pabrik Gula (PG) Gorontalo di Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo, terbakar.

"Kebakaran lahan yang melanda PT. PG Gorontalo itu bukan karena musim kemarau tapi diduga ulah tangan dari orang yang tidak bertanggung jawab," ungkap Abdullah Hayati, Staf Khusus Direksi PT. PG Gorontalo.

Menurutnya, pada awal Maret 2016, pabrik gula sudah melayangkan surat kepada Bupati Gorontalo dan Bupati Boalemo, Kapolres Limboto dan Kapolres Boalemo, Kapolda Gorontalo serta Gubernur Gorontalo.

"Segala upaya dari pendekatan terhadap desa-desa sudah dilakukan hingga sosialisasi untuk tidak membakar di lahan Pabrik Gula,

demikian juga penjagaan dan patroli di lokasi-lokasi rawan kebakaran. Namun kondisi ini semakin semakin parah," katanya.

Abdullah mengatakan, hal ini akan mempengaruhi produksi gula PT. PG Gorontalo pada 2016 pada khususnya dan ketidakstabilan harga gula.

"Dapat diperkirakan kerugian yang timbul akibat dari kebakaran ini mencapai lebih dari Rp26 miliar. Nah ini akan menyebabkan kelangkaan gula di pasaran sehingga harga gula pasir bisa meningkat tajam," lanjutnya.

Abdullah kembali mengatakan, yang merasakan langsung mahalnya harga gula adalah masyarakat secara umum.

Kemudian berdampak persoalan juga bagi karyawan yang ketergantungan penghasilan dari pekerjaan itu.

"Kami sangat mengharapkan adanya solusi yang cepat dan tepat sehingga masalah ini dapat diatasi dan kebakaran segera tuntas," tutupnya.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Gorontalo, AKBP Bagus Santoso, Jumat, mengatakan saat ini pihak kepolisian Resor (Polres) Boalemo hingga saat ini masih menyelidiki kejadian terbakarnya lahan tebu milik PT. PG Gorontalo tersebut.

Pewarta: Adiwinata Solihin

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016