Penjabat Gubernur Gorontalo Ismail Pakaya melakukan langkah cepat dalam menindaklanjuti upaya pengendalian inflasi di daerah itu.

"Kita menggelar rapat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Saya berharap inflasi mampu dikendalikan dengan tepat," kata Ismail di Gorontalo, Minggu.

Rapat dihadiri seluruh pejabat lintas sektor untuk menindaklanjuti kunjungan yang dilakukannya ke pasar-pasar tradisional.

Ia mengatakan merujuk data BPS Provinsi Gorontalo bahwa sebanyak 10 komoditas yang memerlukan perhatian karena menjadi penyebab inflasi daerah yakni beras, bawang merah, rokok serta nasi dan lauk.

Ada juga pisang, daun bawang, bawang merah dan bawang putih, kue basah, telur, ayam serta gula pasir.

"Untuk Kabupaten Gorontalo mencakup beras, bawang merah dan daun bawang," katanya.

Penjabat Gubernur juga memberi perhatian pada perbedaan tingkat inflasi yang tinggi antara Kota Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo.

Kabupaten Gorontalo secara y-on-y mencapai 5,31 persen dengan inflasi m-to-m 1,27 persen. Sementara Kota Gorontalo inflasi y-on-y 1,90 persen dan inflasi m-to-m 0,99 persen.

Beras menjadi komoditas terbesar yang berkontribusi terhadap inflasi.

Kondisi ini katanya, sangat memerlukan perhatian bersama agar bagaimana caranya harga beras bisa turun.

"Kita harus intervensi dengan program subsidi beras dan program dari Bulog. Ini sementara berjalan dan saya harapkan semakin diintensifkan," katanya pula.

Kepala Bulog Sub Divre Gorontalo Munafri Syamsudin mengatakan stok beras Bulog hingga 22 Maret 2024 masih tersedia 900 ton untuk kebutuhan penyaluran bantuan pangan sebesar 1.400 ton.

Stok ini diharapkan bisa disalurkan secepatnya kepada masyarakat.

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Debby H. Mano


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2024