Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Sebagian nelayan di Desa Botubarani, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo beralih menjadi pemandu di objek wisata hiu paus (whale shark/rhincodon typus).

"Untuk sementara kami fokus untuk melayani pengunjung yang datang melihat hiu di Botubarani. Pendapatannya lumayan, karena dari hasil retribusi masuk ada bagi hasil dengan nelayan dan sebagian masuk kas desa," kata seorang nelayan, Ridwan Abdul Latif (60) di Gorontalo, Selasa.

Menurutnya, pendapatan dari wisata baru di desanya lebih besar, dibandingkan hasil mencari ikan setiap hari.

"Sekarang tidak perlu jauh-jauh ke tengah laut, kan antar pengunjung hanya beberapa meter dari pantai," katanya.

Meski demikian, ia mengaku tetap akan melaut bila musim ikan oci telah tiba untuk menambah penghasilan dalam memenuhi kebutuhan hidup.

"Kalau saya hanya setengah hari beralih pekerjaan. Kalau pengunjung kan adanya pagi sampai siang hari, saya melaut sore dan malam hari tapi tidak setiap hari. Sabtu dan Minggu pengunjung banyak, jadi lebih sibuk," kata Ramli, nelayan lainnya.

Sebelumnya, wisata hiu paus di Botubarani baru ada dalam dua bulan terakhir dan mampu menyedot hingga 2.000 pengunjung dalam seminggu.

Semula pintu masuk ke kawasan tersebut hanya satu, namun dengan membludaknya pengunjung pintu masuk ditambah menjadi lima.

Nelayan setempat mengelola kawasan tersebut, dan sudah 80 nelayan yang mendaftarkan perahunya untuk melayani pengunjung.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti meminta eksploitasi hiu paus (whale shark/rhincodon typus) di Botubarani tidak boleh berlebihan.

"Saya mohon fenomena 17 `whale shark` di Gorontalo jangan sampai justru merusak. Karena kita menggenjot pariwisata, maka cara-cara kita mendekati, melihat dan mengapresiasi hiu-hiu ini jangan membuat mereka sakit dan celaka," kata Susi saat berkunjung di Gorontalo, Sabtu (14/5).

Menurutnya, pengunjung dan warga setempat wajib menjaga jarak dengan keberadaan hiu paus, yang baru saja menjadi destinasi wisata di daerah itu.

Pewarta: Debby Hariyanti Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016