Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Sejumlah siswa di Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo mengharapkan pengetahuan mangrove bisa dijadikan mata pelajaran muatan lokal, khususnya menyangkut bagaimana cara menanam, menumbuhkan dan merawat.

Karena selama ini pelajaran tersebut belum ada di sekolah-sekolah, meski di daerah itu memiliki hutan mangrove terbesar di Provinsi Gorontalo.

"Bahkan saya tidak tahu kalau mangrove itu ada buahnya," ucap Nuriah Khofifah (16) siswi SMA Negeri 1 Marisa, usai mengikuti bimbingan teknis (Bimtek) yang diberikan Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Kelautan (BPSPL) Makasar, Jumat (19/8).

Namun setelah mengikuti kegiatan tersebut, perempuan yang biasa di sapa Ifa itu mengaku banyak mendapat pengetahuan dari sana.

Misalnya jenis-jenis pohon mangrove yang terdapat di Indonesia, bahkan di Pohuwato.

"Sebelumnya yang saya tahu mangrove itu hanya satu jenis saja, kemudian mangrove ternyata berfungsi juga sebagai penyerap karbondioksida," kata Ifa.

Selain itu, Ifa yang masih duduk di bangku kelas 11 itu mengharapkan agar kegiatan seperti yang dilakukan BPSPL bisa diteruskan pemda setempat.

"Ini pertama kali saya mendapat pengetahuan terkait mangrove," kata Ifa.

sementara itu, Bupati Syarif Mbuinga menyatakan harus ada langkah panjang untuk menyelamatkan hutan mangrove di daerahnya.

"Saat memberikan kurikulum khusus kepada siswa, tentang pentingnya penyelamatan mangrove, khususnya di wilayah pesisir," jelas Syarif.

Pewarta: Febriandy Abidin

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016