Panglima Tentara Lebanon, Jenderal Joseph Aoun, pada Kamis (28/11) mengadakan pembicaraan dengan Jenderal Jasper Jeffers dari AS, yang memimpin komite pengawas lima negara untuk memantau pelaksanaan perjanjian gencatan senjata baru antara Israel dan Lebanon.

Pertemuan itu berlangsung di kantor Jenderal Aoun di Yarzeh, dekat ibu kota Beirut, dan membahas "perkembangan umum serta mekanisme koordinasi di antara pihak-pihak di Lebanon selatan yang terlibat dalam pelaksanaan gencatan senjata," menurut Kantor Berita Nasional Lebanon.

Namun, rincian pembicaraan tidak diungkapkan.

Gencatan senjata ini mulai berlaku pada Rabu (27/11), mengakhiri lebih dari 14 bulan pertempuran antara tentara Israel dan kelompok perlawanan Lebanon, Hizbullah.

Berdasarkan ketentuan gencatan senjata itu, Israel akan menarik pasukannya ke selatan garis perbatasan de facto, Blue Line, secara bertahap, sementara tentara Lebanon akan dikerahkan di wilayah Lebanon selatan dalam waktu 60 hari.

Komite pengawas lima negara ini terdiri dari Amerika Serikat, Prancis, Lebanon, Israel, dan Pasukan Interim PBB di Lebanon (UNIFIL).

Hingga saat ini, belum ada rincian resmi yang dirilis terkait mekanisme implementasi perjanjian ini maupun operasi spesifik komite pengawas tersebut.

Menurut otoritas kesehatan Lebanon, sejak Oktober 2023, hampir 4.000 orang tewas dan lebih dari 16.500 lainnya terluka akibat serangan Israel di Lebanon, sementara lebih dari sejuta orang terpaksa mengungsi.

Sumber: Anadolu



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Panglima Lebanon dan Jenderal AS bahas pemantauan gencatan senjata

Pewarta: Primayanti

Editor : Debby H. Mano


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2024