Wakil Kanselir Jerman Robert Habeck pada Kamis (9/1) menuding Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump mencoba menimbulkan perpecahan di antara negara-negara Eropa, dan menyerukan front persatuan Eropa untuk merespons upaya tersebut.

"Eropa harus tetap bersatu," kata Habeck saat wawancara dengan lembaga penyiaran publik Deutschlandfunk.

Habeck menegaskan bahwa Trump, pada masa jabatan sebelumnya, mencoba memecah persatuan Eropa dengan membuat kesepakatan dengan masing-masing negara.

Habeck menilai bahwa Trump akan mengulangi upaya tersebut.

"Jerman khususnya bergantung pada kesatuan Eropa," katanya, seraya mencatat bahwa serangan kebijakan perdagangan, seperti tarif, sebagian besar akan menargetkan produk-produk Jerman.

Dampak Jerman memiliki surplus perdagangan terbesar dengan Amerika Serikat di antara negara-negara Eropa, Habeck menyoroti pentingnya dukungan Uni Eropa, dan menekankan bahwa kebijakan perdagangan merupakan kompetensi Uni Eropa.

Komentar Habeck itu menyusul kritik dari Kanselir Olaf Scholz, yang pada Rabu (8/1) mengecam Trump atas pernyataannya baru-baru ini tentang kemungkinan akuisisi Greenland dan Kanada.

"Perbatasan tidak boleh dipindahkan dengan paksa. Prinsip ini berlaku dan merupakan landasan bagi tatanan perdamaian kita," kata Scholz.

Trump sebelumnya menyatakan minatnya pada wilayah Arktik di Greenland, milik Denmark.

Dalam konferensi pers baru-baru ini di kediamannya di Mar-a-Lago, Trump tidak mengesampingkan tindakan militer untuk menguasai Greenland atau Terusan Panama.

Trump juga menyoroti perlunya melakukan tekanan ekonomi untuk mendorong Kanada agar bergabung dengan AS sebagai sebuah negara bagian.

Sebelumnya pada Senin (6/1), Trump mengangkat kembali usulan kontroversialnya di platform Truth Social miliknya, dengan menyatakan: "Greenland adalah tempat yang luar biasa, dan masyarakat akan mendapatkan manfaat yang sangat besar jika, dan ketika, Greenland menjadi bagian dari negara kami. Kami akan melindunginya, dan menghargainya, dari dunia luar yang sangat kejam. BUAT GREENLAND HEBAT LAGI!"

Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen menepis pernyataan Trump, dan menegaskan kembali pendirian negaranya terkait otonomi Greenland.

Hubungan Jerman dengan AS juga diuji oleh pernyataan tendensius Elon Musk, penasihat dekat Trump.

Musk secara terbuka mengkritik Kanselir Scholz dan Presiden Frank-Walter Steinmeier dan menyuarakan dukungan untuk partai sayap kanan Alternatif untuk Jerman (AfD) menjelang pemilihan umum Jerman pada 23 Februari.

Sebagai tanggapan, Scholz menegaskan kembali komitmen Jerman terhadap NATO sebagai pilar utama keamanan dan menggarisbawahi pentingnya menjunjung tinggi integritas perbatasan.

"Ini berlaku di Timur dan Barat. Ini adalah inti dari apa yang kami sebut nilai-nilai Barat," katanya.

Sementara pelantikan Trump akan digelar pada 20 Januari, para pemimpin Eropa bersiap menghadapi kemungkinan tantangan terhadap hubungan transatlantik.

Sumber: Anadolu-OANA

 

 



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Jerman tuding Presiden AS Donald Trump mencoba memecah belah Eropa

Pewarta: Katriana

Editor : Debby H. Mano


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2025