Gorontalo, (ANTARAGORONTALO) - Harga gurita di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, meningkat dari kisaran Rp27 ribu menjadi Rp38 ribu per kilogram.
Kenaikan tersebut, kata Rusban (42), pelaku usaha perikanan di Kecamatan Kwandang, Kamis, di Gorontalo, dipicu pergerakan investasi perikanan pascaberoperasinya fasilitas "cold storage" oleh pengusaha nasional di daerah ini yang ditempatkan di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Gentuma di Kecamatan Gentuma.
Jika sebelumnya di tingkat pengumpul lokal, harga Gurita jenis "octopus" berada di kisaran Rp27 ribu per kilogram (kg), kini naik di kisaran harga Rp38 ribu per kilogram.
Bahkan sebelumnya, kata Rusban, harga di tingkat pengumpul pernah anjlok di kisaran Rp12 ribu per kilogram. Karena itu, investasi "cold storage" yang telah beroperasi di daerah ini diharapkan ikut meningkatkan harga komoditas tersebut agar stabil di harga tinggi.
Pihaknya berharap, pemerintah daerah ikut mengintervensi nelayan setempat untuk meningkatkan produksi kelautan dan perikanannya untuk memenuhi permintaan pasar dunia yang semakin tinggi di daerah ini.
Permintaan gurita seperti dari Jerman mencapai 30 ton per bulan. Namun daerah ini belum mampu memenuhinya mengingat pasokan dari nelayan masih terbatas.
Bahkan tidak hanya pasar di negara-negara Eropa saja, namun dari beberapa negara Arab ikut melakukan permintaan komoditas kelautan dan perikanan di daerah ini.
Idrak Rahman (41) nelayan tradisional di Desa Dambalo, Kecamatan Tomilito mengatakan, selama ini mereka melakukan aktivitas perikanan tangkap dengan perahu tradisional dan alat tangkap seadanya.
Ia berharap, peningkatan permintaan khusus Gurita yang sudah semakin tinggi diiringi peningkatan harga, akan mendorong peningkatan bantuan pemerintah daerah.
"Pemahaman kami di tingkat nelayan tradisional, ikan untuk keperluan ekspor harus memenuhi standar kualitas yang baik sehingga nelayan berharap ada bantuan dan pendampingan pemerintah daerah khususnya instansi teknis terkait dalam meningkatkan produksi, khususnya Gurita atau di masyarakat lokal sering disebut `boboca`," ujar Idrak.
Tidak hanya gurita, harga komoditas lainnya seperti cumi pun terus mengalami peningkatan dari kisaran Rp20 ribu per kilogram, kini naik di kisaran Rp30 ribu-Rp35 ribu per kilogram.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016
Kenaikan tersebut, kata Rusban (42), pelaku usaha perikanan di Kecamatan Kwandang, Kamis, di Gorontalo, dipicu pergerakan investasi perikanan pascaberoperasinya fasilitas "cold storage" oleh pengusaha nasional di daerah ini yang ditempatkan di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Gentuma di Kecamatan Gentuma.
Jika sebelumnya di tingkat pengumpul lokal, harga Gurita jenis "octopus" berada di kisaran Rp27 ribu per kilogram (kg), kini naik di kisaran harga Rp38 ribu per kilogram.
Bahkan sebelumnya, kata Rusban, harga di tingkat pengumpul pernah anjlok di kisaran Rp12 ribu per kilogram. Karena itu, investasi "cold storage" yang telah beroperasi di daerah ini diharapkan ikut meningkatkan harga komoditas tersebut agar stabil di harga tinggi.
Pihaknya berharap, pemerintah daerah ikut mengintervensi nelayan setempat untuk meningkatkan produksi kelautan dan perikanannya untuk memenuhi permintaan pasar dunia yang semakin tinggi di daerah ini.
Permintaan gurita seperti dari Jerman mencapai 30 ton per bulan. Namun daerah ini belum mampu memenuhinya mengingat pasokan dari nelayan masih terbatas.
Bahkan tidak hanya pasar di negara-negara Eropa saja, namun dari beberapa negara Arab ikut melakukan permintaan komoditas kelautan dan perikanan di daerah ini.
Idrak Rahman (41) nelayan tradisional di Desa Dambalo, Kecamatan Tomilito mengatakan, selama ini mereka melakukan aktivitas perikanan tangkap dengan perahu tradisional dan alat tangkap seadanya.
Ia berharap, peningkatan permintaan khusus Gurita yang sudah semakin tinggi diiringi peningkatan harga, akan mendorong peningkatan bantuan pemerintah daerah.
"Pemahaman kami di tingkat nelayan tradisional, ikan untuk keperluan ekspor harus memenuhi standar kualitas yang baik sehingga nelayan berharap ada bantuan dan pendampingan pemerintah daerah khususnya instansi teknis terkait dalam meningkatkan produksi, khususnya Gurita atau di masyarakat lokal sering disebut `boboca`," ujar Idrak.
Tidak hanya gurita, harga komoditas lainnya seperti cumi pun terus mengalami peningkatan dari kisaran Rp20 ribu per kilogram, kini naik di kisaran Rp30 ribu-Rp35 ribu per kilogram.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016