Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Hutan Lindung (HL) Bone Bolango, Provinsi Gorontalo mencatat luas Daerah Aliran Sungai (DAS) Limboto 90.029 hektare, sementara masuk kategori lahan kritis seluas 39.203 hektare.
"DAS Limboto masuk dalam 15 DAS prioritas nasional yang harus ditangani serius," kata Kepala BPDAS HL, M Tahir, Selasa.
Ia menjelaskan, DAS Limboto juga masuk dalam lima DAS rawan bencana nasional.
"Salah satu bentuk nyata dalam rangka penyelamatan lahan kritis di daerah ini yaitu rehabilitasi lahan, salah satunya dengan mengelola lahan pertanian kering berbasis konservasi," ia menjelaskan.
Saat ini BPDAS dan petani di Desa Daenaa, mengelola 50 hektare imbuhan mata air dengan sistem `agroforestry` atau pengolahan lahan yang bermasalah akibat alih fungsi.
"Pada umumnya masyarakat di sini menginginkan kegiatan pertanian lahan kering berbasis konservasi lahan dan air," kata M Tahir.
Tanaman keras yang ditanam di pertanian warga yaitu mahoni, jabon dan untuk tanaman semusim yang tanam disela-sela pohon adalah kacang tanah dan jagung.
M Tahir juga memuji dan mengapresiasi peran Pemerintah Kabupaten Gorontalo yang sangat memperhatikan lingkungan hidup melalui berbagai program yang dijalankan.
"Dari Gorontalo kita merawat DAS demi kelangsungan sumber mata air," ia menambahkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017
"DAS Limboto masuk dalam 15 DAS prioritas nasional yang harus ditangani serius," kata Kepala BPDAS HL, M Tahir, Selasa.
Ia menjelaskan, DAS Limboto juga masuk dalam lima DAS rawan bencana nasional.
"Salah satu bentuk nyata dalam rangka penyelamatan lahan kritis di daerah ini yaitu rehabilitasi lahan, salah satunya dengan mengelola lahan pertanian kering berbasis konservasi," ia menjelaskan.
Saat ini BPDAS dan petani di Desa Daenaa, mengelola 50 hektare imbuhan mata air dengan sistem `agroforestry` atau pengolahan lahan yang bermasalah akibat alih fungsi.
"Pada umumnya masyarakat di sini menginginkan kegiatan pertanian lahan kering berbasis konservasi lahan dan air," kata M Tahir.
Tanaman keras yang ditanam di pertanian warga yaitu mahoni, jabon dan untuk tanaman semusim yang tanam disela-sela pohon adalah kacang tanah dan jagung.
M Tahir juga memuji dan mengapresiasi peran Pemerintah Kabupaten Gorontalo yang sangat memperhatikan lingkungan hidup melalui berbagai program yang dijalankan.
"Dari Gorontalo kita merawat DAS demi kelangsungan sumber mata air," ia menambahkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017