Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Gorontalo Winarni Monoarfa mengatakan anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana) dan Kampung Siaga Bencana (KSB),  harus lebih kompak, cepat, tepat dan terdepan dalam penanggulangan bencana.

Ketika terjadi bencana, paling lambat satu jam setelah kejadian, Tagana sudah harus tiba di lokasi bencana untuk melakukan berbagai langkah penanggulangan.

"Saat ini Tagana sudah terlatih dalam penanggulangan bencana, namun yang perlu kita lakukan sekarang adalah perkuat kepedulian dalam pencegahan bencana," jelas Sekda.

Sekda menambahkan, Tagana adalah model pendekatan penanggulangan bencana berbasis masyarakat yang telah dicetuskan Kementerian Sosial sejak 13 tahun yang lalu.

Untuk Provinsi Gorontalo, jumlah anggota TAGANA sekitar 1.070 personil yang tersebar hingga ke kabupate/kota dan ada 13 kampung siaga bencana yang telah dibentuk di daerah rawan bencana, dengan jumlah seluruh relawan sebanyak 690 orang," kata Winarni.

Pemprov Gorontalo dan masyarakat sangat bengga dan berterima kasih dengan memiliki Tagana yang selalu siap siaga, bahkan tidak mengenal waktu, membantu masyarakt yang dilanda bencana.

Atas keberhasilan itu, Menteri Sosial telah memberikan apresiasi berupa penghargaan kepada Pemprov Gorontalo atas kepedulian dan responsif atas kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana.

"Bagi kami pencapaian itu adalah hal yang luar biasa, namun itu tidak lepas dari semua pihak, terutama masyarakat di Provinsi Gorontalo," tegas Winarni.

Pewarta: Farid

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017