Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bone Bolango melakukan kegiatan bersih-bersih rumah warga akibat banjir yang melanda di tiga desa Kecamatan Bone pada Minggu (23/4).
Tiga desa itu disebutkan Kepala BPBD Bone Bolango, Gagarin Hunawa, adalah Modulio, Muara Bone dan Taludaa di Kecamatan Bone.
"BPBD bekerjasama dengan Tagana serta masyarakat setempat untuk membersihkan rumah warga dari banyaknya lumpur akibat banjir," katanya.
Ia menjelaskan, banjir tersebut melanda daerah itu sejak Minggu siang pada pukul 02.00 wita, karena hujan dengan intensitas tinggi mengguyur beberapa desa.
Sekitar pukul 04.00 wita, air hujan mulai membanjiri tiga desa tersebut, karena drainase sudah tak sanggup lagi menampung debit air.
"Gorong-gorong juga terlalu kecil dan rendah, sehingga air hujan yang datang selalu tersumbat. Akibatnya air yang mengalir ke laut tidak sebesar hujan yang turun, sehingga banjir tak terhindarkan," katanya.
Tambahnya, banjir hanya berasal dari air hujan, bukan kiriman dari sungai. Pada pukul 12.00 wita banjir mulai surut dan sisakan lumpur di rumah-rumah warga.
Menurutnya, tiga desa itu merupkan langganan banjir. Bahkan sejak tahun 2016, wilayah itu mengalami banjir sebanyak dua kali dalam satu minggu.
"Tak ada korban jiwa, namun kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Untuk itu kami mengimbau kepada masyarakat, jika hujan turun dengan intensitas tinggi dan waktu yang lama, maka diharapkan warga waspada," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017
Tiga desa itu disebutkan Kepala BPBD Bone Bolango, Gagarin Hunawa, adalah Modulio, Muara Bone dan Taludaa di Kecamatan Bone.
"BPBD bekerjasama dengan Tagana serta masyarakat setempat untuk membersihkan rumah warga dari banyaknya lumpur akibat banjir," katanya.
Ia menjelaskan, banjir tersebut melanda daerah itu sejak Minggu siang pada pukul 02.00 wita, karena hujan dengan intensitas tinggi mengguyur beberapa desa.
Sekitar pukul 04.00 wita, air hujan mulai membanjiri tiga desa tersebut, karena drainase sudah tak sanggup lagi menampung debit air.
"Gorong-gorong juga terlalu kecil dan rendah, sehingga air hujan yang datang selalu tersumbat. Akibatnya air yang mengalir ke laut tidak sebesar hujan yang turun, sehingga banjir tak terhindarkan," katanya.
Tambahnya, banjir hanya berasal dari air hujan, bukan kiriman dari sungai. Pada pukul 12.00 wita banjir mulai surut dan sisakan lumpur di rumah-rumah warga.
Menurutnya, tiga desa itu merupkan langganan banjir. Bahkan sejak tahun 2016, wilayah itu mengalami banjir sebanyak dua kali dalam satu minggu.
"Tak ada korban jiwa, namun kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Untuk itu kami mengimbau kepada masyarakat, jika hujan turun dengan intensitas tinggi dan waktu yang lama, maka diharapkan warga waspada," katanya.
Editor : Hence Paat
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017