Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Sejumlah warga di Kelurahan Siendeng, Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo, mengaku rumah mereka sudah tiga hari masih terendam banjir akibat luapan sungai.

Rukmini (50), salah seorang warga setempat, Senin, mengaku, banjir yang terjadi sejak Jumat (2/6) hingga saat ini menjadi yang terlama di bandingkan tahun-tahun sebelumnya. Padahal musibah banjir seperti ini tidak pernah terendam selama tiga hari.

Tanggul sungai yang berada di belakang rumahnya diduga menjadi penyebab banjir yang tak terbendung lagi. Menurutnya tanggul tersebut pada tahun 2015 telah di bongkar untuk dijadikan jalan pelintasan untuk warga.

"Saya berharap pemerintah bisa membuat kembali lebih tinggi tanggul itu, agar kami terhidar dari luapan sungai. Kami memilih mengungsi karena kesulitan memasak untuk sahur dan buka puasa," katanya.

Sebelumnya, Wali Kota Gorontalo, Marten Taha telah mengunjungi lokasi tanggul tersebut dan ia meminta Dinas Pekerjaan Umum (PU) untuk segera berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai, untuk menanggulangi tanggul tersebut.

Ia menjelaskan, banjir kali ini adalah luapan dua sungai, yaitu sungai Bone dan Bulango. Di Kota Gorontalo, lanjutnya, banjir tidak selama ini.

Ia juga telah memerintahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk segera menyedot air yang menggenangi lokasi itu, jika hujan tak lagi datang.

"Saya juga telah memerintahkan kepada Dinas Sosial agar mengambil cadangan beras pemerintah di Bulog sebanyak 100 ton untuk disalurkan kepada korban banjir di tujuh kecamatan," katanya.

Data korban bencana yang dikeluarkan pemerintah hingga saat ini mencapai 1.416 jiwa. Padahal pada Jumat lalu sempat mencapai 7.328 jiwa. Korban terbanyak berada di Kelurahan Siendeng, Kecamatan Kota Hulondalangi.

Pewarta: Febriandi Abidin

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017