Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Kepala BPS Provinsi Gorontalo Eko Marsoro, Senin, mengatakan tomat adalah satu dari lima komoditas penyebab inflasi tertinggi yakni 0,23 persen di Kota Gorontalo pada Juni 2017.

Sedangkan empat komoditas lainnya yakni tarif listrik 0,21 persen, cabai rawit 0,20 persen, ikan ekor kuning 0,14 persen dan ikan selar 0,13 persen.

Sementara penyebab deflasi tertinggi adalah gula pasir 0,038 persen, bawang putih 0,037 persen, apel 0,030 persen, kangkung 0,039 persen, dan ketela pohon 0,024 persen.

Pada bulan Juni 2017 Kota Gorontalo mengalami kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 123,88 menjadi 126,14, perubahan ini menyebabkan inflasi sebesar 1,82 persen.

Inflasi Kota Gorontalo terjadi karena adanya kenaikan indeks pada semua kelompok pengeluaran yaitu kelompok bahan makanan sebesar 5,06 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,41 persen.

Kemudian kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,74 persen, kelompok sandang sebesar 0,31 persen, kelompok

kesehatan sebesar 0,42 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,05 persen dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 1,63 persen.

Laju inflasi tahun kalender sebesar 3,58 persen dan laju inflasi "year on year" (Juni 2017 terhadap Juni 2016) sebesar 3,69 persen.

Inflasi inti Bulan Juni di Kota Gorontalo sebesar 0,52 persen, inflasi yang diatur pemerintah sebesar 2,49 persen, dan inflasi bergejolak sebesar 4,82 persen.

Dari 82 kota inflasi di Indonesia, 79 kota mengalami inflasi dan 3 kota mengalami deflasi.

Inflasi bulanan tertinggi pada Juni 2017 terjadi di Kota Tual sebesar 4,48 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Merauke sebesar 0,12 persen.

Sedangkan tiga kota deflasi adalah Kota Denpasar sebesar 0,01 persen, Kota Pemantang Siantar sebesar 0,07 persen, dan Kota Singaraja sebesar 0,64 persen.

Kota Gorontalo menempati urutan inflasi yang ke-8.

Pewarta: Debby Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017