Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo, rutin sosialisasikan bahaya penyebaran HIV/Aids di dua kelompok, yaitu mereka yang beresiko dan kelompok umum tidak beresiko.

Upaya itu diakui Sekretaris KPA Kota Gorontalo, Yana Suleman, agar angka penderita HIV/Aids bisa ditekan di daerah tersebut.

"Untuk kelompok beresiko kami selalu melakukan pendampingan hingga pengobatan. Sementara kelompok umum kami terus lakukan sosialisasi cara pencegahan agar tidak terjangkiti," katanya, Minggu.

Mereka yang tergolong di kelompok beresiko itu, lanjut Yana, adalah para pekerja seks. Sementara yang umum adalah para pekerja wiraswasta, pelajar, ibu rumah tangga hingga aparatur sipil negara (ASN).

Dari kelompok pekerjaan, KPA Kota Gorontalo menyatakan wiraswasta menjadi terbanyak penderita HIV/Aids. Selanjutnya disusul pekerja seks, ibu rumah tangga, ASN dan pelajar.

"Sosialisasi juga kami maksudkan agar masyarakat bisa secara sukarela memeriksakan diri di pusat-pusat kesehatan masyarakat, sehingga deteksi dini terkait penyebaran HIV/Aids bisa diminimalisir," katanya.

Sementara itu Ketua KPA Kota Gorontalo, Marten Taha menambahkan, mereka selalu melakukan rapat koordinasi dengan seluruh instansi terkait, seperti TNI, Polri, Kesehatan Pelabuhan dan Dinas Kesehatan.

Sejak tahun 2001 hingga 2017, penderita di Kota Gorontalo mencapai 129 kasus yang terbagi 54 HIV dan 75 Aids. Dari total itu ada 38 yang meninggal.

"Dengan upaya sinergitas dari seluruh instansi yang terlibat dalam pencegahan, maka kami optimis penyebaran HIV/Aids bida ditekan di Kota Gorontalo," tutupnya.

Pewarta: Febriandi Abidin

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017