Gorontalo, (Antara) - Sejumlah nelayan di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, berharap bisa menerima bantuan kapal penangkap ikan bertonase besar atau diatas 10-30 Gross Ton (GT).

"Jika kami diberi bantuan kapal ikan bertonase besar, dipastikan produksi perikanan akan mampu meningkat," ujar Hud Alamri, nelayan di Kecamatan Gentuma Raya, Kamis.

Menurut ia, modal pembuatan kapal seperti bermesin 24 GT, membutuhkan biaya sekitar Rp1,1 miliar, sedangkan 30 GT sekitar Rp1,4 miliar.

"Biaya yang sangat tinggi menyebabkan banyak nelayan pun terpaksa memilih menjadi buruh kapal penangkap ikan," ujar Hud.

Maka bantuan pemerintah sangat diharapkan, apalagi jumlah kapal diatas 10 GT masih sangat terbatas.

Beberapa pengusaha perikanan di wilayah itu, berhasil membuat kapal ikan dengan biaya sendiri yang dikerjakan langsung di lokasi pelabuhan pendaratan ikan (PPI) Gentuma, dengan waktu pengerjaan mencapai 6 bulan.

Keterbatasan modal, menyebabkan nelayan lokal tidak seluruhnya bisa membuat kapal yang sama.

"Sangat diharapkan bantuan pemerintah daerah jika ingin meningkatkan produksi perikanan di wilayah ini, bukan perahu katinting namun lebih tepat meningkatkan bantuan kapal penangkap ikan diatas 10 GT," kata Hud.

Dedy Dunggio, salah satu pengusaha perikanan tangkap dan pemilik kapal bertonase 30 GT mengatakan, jika wilayah perairan tersebut memiliki potensi ikan-ikan pelagis yang sangat besar.

Dalam sebulan, kapal penangkap miliknya bisa memproduksi rata-rata 2.000 kas ikan, dengan harga jual rata-rata minimal Rp1 juta per kas, untuk ikan Cakalang, Deho dan Malalugis.

"Jika potensi ini mampu diolah dengan baik, apalagi nelayan tangkap diberi banyak bantuan kapal ikan diatas 10 GT, dipastikan target produksi sebanyak 480 ribu ton per tahun dapat dicapai," ujar Dedy.

Ia sangat berharap bantuan tersebut segera diseriusi pemerintah khususnya pemerintah daerah, agar nelayan bisa optimal melakukan penangkapan ikan.

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017