Gorontalo, (Antara) - Sejumlah narapidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Pohuwato, Provinsi Gorontalo, memanfaatkan sejumlah lahan yang disediakan pihak Lapas tersebut, dengan mengembangkan komoditas cabai.

"Hanya dengan modal Rp150.000 ditambah dengan semangat kerja para narapidana, sekarang mereka bisa panen rata-rata 30 kilogram setiap minggunya," kata Kepala Lapas Pohuwato, Rusdedy, Senin.

Bahkan Rusdedy bisa optimistis hasil panen tersebut terus meningkat setiap minggu, dengan hasil penjualan sekitar Rp1 juta setiap minggunya.

Dari hasil penjualan cabai tersebut, ada pembayaran upah bagi napi pekerja serta pengembangan kegiatan perkebunan di Lapas Pohuwato.

"Lebih diutamakan agar para napi punya keahlian dan kemauan untuk melakukan kegiatan selama ada pembinaan sosial. Sehingga ketika bebas dan berkumpul dengan masyarakat, bisa memanfaatkan keahlian tersebut," ujarnya.

Menurutnya, untuk saat ini baru lima napi yang melakukan kegiatan itu. Sementara pihak Lapas setempat terus mendorong dan memicu motivasi bagi napi lainnya untuk memanfaatkan keahlian di bidang lainnya.

Karena selain kegiatan bercocok tanam cabai, di lokasi Lapas itu juga ada kegiatan peternakan ayam dan itik, budidaya ikan nila serta ternak kambing dan sapi.

Kemudian ada industri pengolahan makanan dengan memproduksi keripik pisang, dempok, abon ikan bandeng, bandeng asap serta bandeng asin.

Kemudian kegiatan pertukangan seperti meubelair, batako, bengkel serta kegiatan keterampilan dari kertas koran.

Program unggulan dari Lapas Pohuwato adalah industri pengolahan sabut kelapa menjadi Cocofiber dan Cocopiet, bahkan tahun ini juga akan menjadi industri Cocofiber terbesar di Indonesia dengan kapasitas 10 ton/hari. 

Pewarta:

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017