Gorontalo (ANTARA) - Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Gorontalo Hartono Soeronoto mengatakan, sejumlah komoditas pangan mengalami kenaikan harga menjelang bulan Ramadhan.
"Kenaikan harga ini akibat dari meningkatnya kebutuhan masyarakat, sementara stok bahan pokok yang ada hanya bisa mencukupi seperti pada kondisi normal," ucap dia di Gorontalo, Selasa.
Dari data yang dihimpun saat ini, kata dia, kenaikan harga hanya terjadi pada komoditas rempah, dan yang paling signifikan yakni cabai rawit merah dari harga sebelumnya Rp71.667 ribu menjadi Rp90 ribu per kilogram.
"Rencananya tiga hari menjelang bulan puasa, kita akan menggelar pasar murah. Namun begitu kami mengimbau warga untuk tidak belanja berlebihan, karena stok bahan pokok masih tersedia hingga lebaran nanti," kata dia.
Harga cabai rawit merah yang dijual pedagang rempah di kawasan Pasar Sentral Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo mengalami kenaikan harga hingga Rp100 ribu per kilogram.
Salah seorang pedagang di Pasar Sentral Kota Gorontalo Nabila mengatakan, harga tersebut diterapkan khusus untuk cabai rawit merah pilihan yang tangkai nya sudah dibersihkan.
"Sementara yang masih ada tangkai kami jual Rp85 ribu per kilogram," kata Nabila.
Ia mengatakan, harga tersebut baru diterapkan hari ini, dimana beberapa hari sebelumnya masih Rp70 ribu per kilogram untuk cabai rawit pilihan yang tangkainya sudah dibersihkan, dan untuk yang belum dibersihkan masih dijual dengan harga Rp65 ribu.
Kenaikan harga itu, kata dia, dinilai cukup drastis, namun untuk komoditas lain hanya mengalami kenaikan Rp5 ribu, seperti bawang merah dari Rp40 ribu menjadi Rp45 ribu, bawang putih Rp45 ribu menjadi Rp50 ribu, dan tomat dari Rp15 ribu ke Rp20 ribu per kilogram.
Kenaikan harga tersebut diprediksi akan terus terjadi, apalagi pelaksanaan ibadah puasa tahun 2025 tinggal menghitung hari.
Seiring dengan terjadinya lonjakan harga tersebut, jumlah pembeli juga mengalami peningkatan, dan hal itu menjadi kondisi yang sudah biasa terjadi setiap kali menjelang Ramadhan.
"Warga tidak kaget lagi dengan kenaikan harga rempah seperti ini, khususnya menjelang Ramadhan, dan justru jumlah pembeli mengalami lonjakan," kata dia.