Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Bupati Bone Bolango Hamim Pou mengatakan butuh perubahan pola pikir dari masyarakat agar dapat mengembangkan peternakan sapi di daerah tersebut.

"Jangan hanya jadi penggembala sapi, karena biasanya sapi di sini dibawa dari belakang rumah sendiri, lalu di ikat ke kebun orang lain, diikat di pohon kelapa yang sekitarnya tidak ada rumput," ujarnya, Senin.

Hal itu menyebabkan sapi menjadi kurus, karena hanya memakan daun kering dan lainnya.

"Seharusnya kita melihat dari daerah Jawa, yang memelihara ternak sapi dengan memberikan rumput untuk makanan sapi yang digembalakan, dan ini harus diambil contoh," pungkasnya.

Bupati menjelaskan di Gorontalo tradisi memelihara sapi sudah bagus, namun tata kelola harus diperbaiki, seperti menyiapkan kandang dan rumput gajah atau dilepas di padang rumput.

"Jika sapi tumbuh lebih cepat dan tercukupi makanannya, maka bobot sapi juga akan lebih berat," jelas Hamim Pou.

Saat ini Kabupaten Bone Bolango bersama Kabupaten Gorontalo Utara (Provinsi Gorontalo), Kabupaten Buol (Sulawesi tengah), Kabupaten Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Sulawesi Utara) termasuk dalam Badan Kerja Sama Utara-utara (BKSU) sepakat bekerjasama dalam lima tahun ke depan untuk menghasilkan satu juta ekor sapi.

"Saat ini di empat kabupaten ini baru ada sekitar 150 ribu ekor sapi, oleh karena itu harus ada akselerasi yang dilakukan, dengan tidak mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)," ucap Bupati.

Oleh karena itu menurut Hamin, BKSU akan memaksimalkan investor, yaitu pihak swasta dengan cara di distribusikan ke warga ataupun dibuatkan peternakan dan ada peternak yang memelihara sapi tersebut dengan hasil yang dibagi dua oleh perusahaan.

"Selanjutnya kita akan mengembangkan sapi melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) melalui bank pemerintah yaitu Bank Negara Indonesia (BNI) atau Bank Rakyat Indonesia (BRI)," katanya.

Pewarta: Adiwinata Solihin

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017