Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Penuntasan masalah gizi buruk, masih menjadi pekerjaan rumah (PR) utama dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo.
Hal itu diungkapkan Wakil Bupati Roni Imran, Rabu di Gorontalo, pada pertemuannya dengan para tenaga kesehatan di daerah itu, dipusatkan di lapangan hijau Tolinggula.
Ia mengaku, selaku Ketua Tim Koordinator Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD), perlu terlibat langsung kerja bersama dengan seluruh tenaga kesehatan untuk penanggulangan gizi buruk.
"Saya lebih senang menggunakan istilah penanggulangan bukan pengentasan, sebab upaya penanggulangan akan berdampak pada tidak adanya lagi kasus gizi buruk di daerah ini," ujar Wakil Bupati Roni.
Ia pun berharap, Dinas Kesehatan bisa meningkatkan peran para tenaga kesehatan termasuk penyuluh kesehatan mulai dari tingkat dusun hingga kecamatan, untuk menanggulangi kasus gizi buruk khususnya di wilayah pesisir, terpencil dan pedalaman.
Diakuinya, beragam penghargaan yang diberikan Pemerintah Daerah bagi Puskesmas yang berhasil menekan kasus bahkan menolkan kasus tersebut, diharapkan menjadi teladan bagi Puskesmas lainnya.
Agar di wilayah pelayanan setiap Puskesmas, tidak lagi ditemukan kasus gizi buruk.
Seperti keberhasilan Puskesmas Limbato di Kecamatan Tolinggula, yang selama lima tahun berturut-turut sejak tahun 2012-2017, mampu menolkan kasus gizi buruk.
Apresiasi yang sama kata Wakil Bupati, untuk Puskesmas Ponelo Kepulauan yang mampu menolkan kematian ibu melahirkan selama lima tahun di periode yang sama.
Serta Puskesmas Dulukapa di Kecamatan Sumalata Timur, yang mampu mempertahankan nol kematian ibu melahirkan selama 10 tahun berturut-turut sejak tahun 2008.
Dampaknya kata Wakil Bupati, diharapkan ikut menolkan kasus gizi buruk di daerah itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017
Hal itu diungkapkan Wakil Bupati Roni Imran, Rabu di Gorontalo, pada pertemuannya dengan para tenaga kesehatan di daerah itu, dipusatkan di lapangan hijau Tolinggula.
Ia mengaku, selaku Ketua Tim Koordinator Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD), perlu terlibat langsung kerja bersama dengan seluruh tenaga kesehatan untuk penanggulangan gizi buruk.
"Saya lebih senang menggunakan istilah penanggulangan bukan pengentasan, sebab upaya penanggulangan akan berdampak pada tidak adanya lagi kasus gizi buruk di daerah ini," ujar Wakil Bupati Roni.
Ia pun berharap, Dinas Kesehatan bisa meningkatkan peran para tenaga kesehatan termasuk penyuluh kesehatan mulai dari tingkat dusun hingga kecamatan, untuk menanggulangi kasus gizi buruk khususnya di wilayah pesisir, terpencil dan pedalaman.
Diakuinya, beragam penghargaan yang diberikan Pemerintah Daerah bagi Puskesmas yang berhasil menekan kasus bahkan menolkan kasus tersebut, diharapkan menjadi teladan bagi Puskesmas lainnya.
Agar di wilayah pelayanan setiap Puskesmas, tidak lagi ditemukan kasus gizi buruk.
Seperti keberhasilan Puskesmas Limbato di Kecamatan Tolinggula, yang selama lima tahun berturut-turut sejak tahun 2012-2017, mampu menolkan kasus gizi buruk.
Apresiasi yang sama kata Wakil Bupati, untuk Puskesmas Ponelo Kepulauan yang mampu menolkan kematian ibu melahirkan selama lima tahun di periode yang sama.
Serta Puskesmas Dulukapa di Kecamatan Sumalata Timur, yang mampu mempertahankan nol kematian ibu melahirkan selama 10 tahun berturut-turut sejak tahun 2008.
Dampaknya kata Wakil Bupati, diharapkan ikut menolkan kasus gizi buruk di daerah itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017