Gorontalo, (Antaranews Gorontalo) - Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo, mengindikasi seorang siswa Sekolah Dasar (SD) menghirup lem yang mengandung bahan berbahaya, saat melakukan penyuluhan di salah satu SD di kota itu.
Kepala Seksi Pencegahan dan Dayamas BNN Kota Gorontalo, Andi Isna Arifandi, Sabtu, mengatakan siswa tersebut bahkan membawa lem tersebut ke sekolah.
"Untuk penanganannya akan kita lakukan asesmen dan ditangani sama dengan pecandu lainnya," ungkapnya.
Namun untuk teknis pelaksanaan akan berbeda dengan orang dewasa, namun tahapan yang sama wajib dilakukan.
"Tahapannya yaitu asesmen awal untuk mengetahui kecanduan berat atau ringan. Jika kecanduan ringan akan kita rawat jalan sebanyak delapan kali pertemuan," jelasnya.
Baca juga: BNN-Kemenag Gorontalo Edukasi Pencegahan Narkoba Sejak Dini
Menurut Andi, pihaknya memperkirakan bahwa siswa tersebut sudah cukup lama menghirup lem.
"Pada saat kita mengetahui bahwa anak itu dalam pengaruh zat adiktif dalam hal ini lem, ia melarikan diri, dan kita langsung menghubungi orang tuanya," tuturnya.
Setelah diundang, akhirnya orang tua dari siswa tersebut datang dan diberikan keterangan terkait kondisi yang terjadi.
"Alhamdulillah orang tua anak tersebut merespon dan meminta agar anaknya disembuhkan. Tapi kita menjelaskan untuk penyembuhan juga harus bersama orang tua yang harus mendorong anaknya untuk tidak lagi menghirup lem," ungkapnya.
Andi menambahkan bahwa saat ini siswa tersebut akan masuk ke tahapan pengobatan.
Penyuluhan BNN Kota Gorontalo dan pihak terkait ke sekolah-sekolah yang ada di Kota Gorontalo sendiri dirasa sangat tepat karena langsung bersinggungan dengan masyarakat, baik siswa maupun orang tua dan pihak sekolah dalam hal pencegahan narkoba.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018
Kepala Seksi Pencegahan dan Dayamas BNN Kota Gorontalo, Andi Isna Arifandi, Sabtu, mengatakan siswa tersebut bahkan membawa lem tersebut ke sekolah.
"Untuk penanganannya akan kita lakukan asesmen dan ditangani sama dengan pecandu lainnya," ungkapnya.
Namun untuk teknis pelaksanaan akan berbeda dengan orang dewasa, namun tahapan yang sama wajib dilakukan.
"Tahapannya yaitu asesmen awal untuk mengetahui kecanduan berat atau ringan. Jika kecanduan ringan akan kita rawat jalan sebanyak delapan kali pertemuan," jelasnya.
Baca juga: BNN-Kemenag Gorontalo Edukasi Pencegahan Narkoba Sejak Dini
Menurut Andi, pihaknya memperkirakan bahwa siswa tersebut sudah cukup lama menghirup lem.
"Pada saat kita mengetahui bahwa anak itu dalam pengaruh zat adiktif dalam hal ini lem, ia melarikan diri, dan kita langsung menghubungi orang tuanya," tuturnya.
Setelah diundang, akhirnya orang tua dari siswa tersebut datang dan diberikan keterangan terkait kondisi yang terjadi.
"Alhamdulillah orang tua anak tersebut merespon dan meminta agar anaknya disembuhkan. Tapi kita menjelaskan untuk penyembuhan juga harus bersama orang tua yang harus mendorong anaknya untuk tidak lagi menghirup lem," ungkapnya.
Andi menambahkan bahwa saat ini siswa tersebut akan masuk ke tahapan pengobatan.
Penyuluhan BNN Kota Gorontalo dan pihak terkait ke sekolah-sekolah yang ada di Kota Gorontalo sendiri dirasa sangat tepat karena langsung bersinggungan dengan masyarakat, baik siswa maupun orang tua dan pihak sekolah dalam hal pencegahan narkoba.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018