Jakarta (Antaranews Gorontalo) - Pemimpin redaksi Majalah Tempo Arif Zulkifli berharap kritik kalangan ormas terkait karikatur pria bersorban yang terbit pada edisi 26 Februari 2018 diselesaikan melalui Dewan Pers.
Kelompok massa Front Pembela Islam (FPI) dan Laskar Pembela Islam (LPI) menggelar unjuk rasa di depan kantor Majalah Tempo sebagai protes atas gambar kartun yang menampilkan seorang pria berpakaian putih bersorban bersama seorang wanita yang duduk berhadapan di sebuah meja.
Kendati kartun itu tidak menyebutkan siapa tokoh yang dimaksud, namun FPI menilai gambar itu menghina Habib Rizieq Syihab sehingga meminta Majalah Tempo meminta maaf atas terbitnya gambar tersebut.
Arif keluar dari gedung dan naik ke atas mobil bak terbuka yang dijadikan arena orasi oleh ormas tersebut.
Di atas panggung, Arif mengatakan "...bahwa kerja jurnalistik menyimpan dhoif-nya. Dan kalau, kalau kartun Majalah Tempo menimbulkan ketersinggungan, maka saya minta maaf."
Ketika dikonfirmasi secara langsung, Arif mengatakan agar masalah ini diserahkan kepada Dewan Pers supaya diselesaikan melalui etika jurnalistik.
"Saya berharap hal ini dibawa sesuai Undang-Undang Pers. Dengan dibawa ke dewan pers, maka kritik kepada media disalukan pada tempatnya," kata Arif kepada Antara News seusai aksi tersebut.
"Saya katakan tadi, bahwa pekerjaan media menyimpan kesalahannya. Maka yang penting kritik dari masyarakat itu sampai dan menjadi ranah dewan pers," singkat dia.
Unjuk rasa yang dimulai pukul 14.00 WIB itu telah selesai pada 16.30 WIB, setelah Arif dan perwakilan Tempo lainnya menemui para demonstran dan naik ke atas mobil orasi.
Demonstran berpakaian serba putih itu meninggalkan lokasi unjuk rasa dengan tertib disertai hujan gerimis.
Saat ini kondisi di muka gerbang gedung Tempo sudah kembali normal dan lalulintas di Jalan Palmerah Barat terpantau padat karena bertepatan jam pulang kerja.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018
Kelompok massa Front Pembela Islam (FPI) dan Laskar Pembela Islam (LPI) menggelar unjuk rasa di depan kantor Majalah Tempo sebagai protes atas gambar kartun yang menampilkan seorang pria berpakaian putih bersorban bersama seorang wanita yang duduk berhadapan di sebuah meja.
Kendati kartun itu tidak menyebutkan siapa tokoh yang dimaksud, namun FPI menilai gambar itu menghina Habib Rizieq Syihab sehingga meminta Majalah Tempo meminta maaf atas terbitnya gambar tersebut.
Arif keluar dari gedung dan naik ke atas mobil bak terbuka yang dijadikan arena orasi oleh ormas tersebut.
Di atas panggung, Arif mengatakan "...bahwa kerja jurnalistik menyimpan dhoif-nya. Dan kalau, kalau kartun Majalah Tempo menimbulkan ketersinggungan, maka saya minta maaf."
Ketika dikonfirmasi secara langsung, Arif mengatakan agar masalah ini diserahkan kepada Dewan Pers supaya diselesaikan melalui etika jurnalistik.
"Saya berharap hal ini dibawa sesuai Undang-Undang Pers. Dengan dibawa ke dewan pers, maka kritik kepada media disalukan pada tempatnya," kata Arif kepada Antara News seusai aksi tersebut.
"Saya katakan tadi, bahwa pekerjaan media menyimpan kesalahannya. Maka yang penting kritik dari masyarakat itu sampai dan menjadi ranah dewan pers," singkat dia.
Unjuk rasa yang dimulai pukul 14.00 WIB itu telah selesai pada 16.30 WIB, setelah Arif dan perwakilan Tempo lainnya menemui para demonstran dan naik ke atas mobil orasi.
Demonstran berpakaian serba putih itu meninggalkan lokasi unjuk rasa dengan tertib disertai hujan gerimis.
Saat ini kondisi di muka gerbang gedung Tempo sudah kembali normal dan lalulintas di Jalan Palmerah Barat terpantau padat karena bertepatan jam pulang kerja.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018