Gorontalo,  (Antaranews Gorontalo) - Sekjen Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI Hadi Prabowo, Rabu, mengatakan pemerintah pusat menargetkan percepatan pengurangan kesenjangan pembangunan antarwilayah.

Menurutnya, hal itu menjadi arah kebijakan pengembangan wilayah nasional tahun 2015-2019, yang akan dicapai dengan mendorong transformasi serta akselerasi pembangunan wilayah Kawasan Timur Indonesia, dengan tetap menjaga momentum pertumbuhan di wilayah Jawa-Bali dan Sumatera.

"Permasalahannya harus kita sadari, bahwa luar Jawa ini kan wilayahnya terlalu luas dan penduduknya kecil. Jawa penduduknya banyak, lahannya kecil. Kalau kita langsung bangun infrastruktur besar di luar Jawa, kan pengembaliannya nggak ada," katanya saat Musrenbang Regional di Gorontalo.

Meski demikian, lanjutnya, Presiden Jokowi ingin mengutamakan infrastruktur untuk membuka agar daerah-daerah tidak terisolir dan tertinggal.

Ia menguraikan, Sulawesi ditargetkan menjadi salah satu pintu gerbang Indonesia untuk perdagangan internasional dan pintu gerbang KTI.

Sulawesi juga dipandang sebagai pusat pengembangan industri berbasis logistik, serta lumbung pangan nasional dengan komoditi kakao, padi dan jagung.

"Sulawesi juga punya industri rotan, aspal, nikel, biji besi dan gas bumi, serta basis maritim yang kuat. Bisa untuk pengembangan industri perikanan dan pariwisata bahari," jelasnya.

Pada tahun 2017, pertumbuhan ekonomi provinsi se-Sulawesi di bawah target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019 (RPJMN) yakni Sulawesi Tenggara 6,18 persen, Sulawesi Utara 6,49 persen, Sulawesi Barat 6,67 persen, Gorontalo 6,74 persen, Sulawesi Tengah 7,14 persen dan Sulawesi Selatan 7,23 persen.

Walaupun belum mencapai target RPJMN, namun Sulawesi dianggap berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi Nasional sebesar 6,99 persen.
 

Pewarta: Debby H. Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018