Jakarta (Antaranews Gorontalo) - Anthony Sinisuka Ginting kembali membuat dunia bulu tangkis tercengang.
Pada pertandingan nomor perorangan, ia menumbangkan Kento Momota, Juara Dunia 2018 asal Jepang yang kembali bersinar sepanjang tahun ini.
Ginting, begitu ia akrab disapa, lagi-lagi membuat gebrakan dengan membungkam Chen Long, peraih emas Olimpiade asal China.
Langkahnya memang harus terhenti di tangan pemain Chinese Taipei Chou Tien Chen pada babak semifinal. Tetapi Ginting terlanjur memikat hati.
Karakternya yang pendiam tapi garang di lapangan justru menarik perhatian. Pemain peringkat 12 dunia itu memiliki kelebihan dalam pergerakannya yang super cepat.
Dalam wawancara dengan Antara sekitar dua tahun lalu, Ginting--di antara dua sahabatnya Jonatan Christie dan Ihsan Maulana Mustofa, paling sedikit berbicara. Ia hanya banyak tersenyum sampai dijuluki "sok kalem" oleh teman-temannya.
Putra Karo yang lahir di Cimahi, Jawa Barat itu bahkan dijuluki sebagai Mr. No Comment di keluarganya.
"Pendiam. Dia Mr. No Comment, sakit pun diam," ujar ibunya Ginting, Lucia Sriati, beberapa waktu lalu saat menonton putranya bertarung melawan Kento Momota.
Ayah Ginting, Edison Ginting juga mengatakan hal yang sama.
"Sewaktu kecil keluarga menjulukinya sebagai Mr. No Comment," tulis dia dalam sebuah unggahan komentar di Instagram.
Tetapi itu justru yang membuat banyak penggemarnya gemas. Dalam kolom komentar, banyak yang terpikat dengan Ginting karena sikapnya yang pendiam.
Saat ia gagal merebut tiket final nomor perorangan Asian Games 2018, ribuan penonton di Istora Gelora Bung Karno Senayan Jakarta tetap mengelu-elukan namanya.
"Ginting...Ginting...Ginting," teriak mereka.
Kala itu, Ginting tak kuasa menahan kekecewaannya, ia bersujud cukup lama di lapangan. Ia kemudian bangkit diiringi tepuk tangan penonton.
Tetapi saat bertemu dengan para awak media di area mixed zone, senyum khas Ginting langsung merekah.
"Saya tetap bersyukur," kata Ginting.
"Namanya manusia berharap lebih, mungkin ini rezeki yang Tuhan kasih, saya bersyukur bisa menyumbang medali perunggu untuk Indonesia," ujar pemain kelahiran Cimahi, 20 Oktober 1996 itu.
Kini, nama Anthony Sinisuka Ginting semakin dikenal masyarakat. Tak hanya di kalangan pecinta bulu tangkis, berkat aksi heroik Anthony di laga final beregu putra Asian Games 2018 dan perjuangannya di nomor tunggal putra ternyata membuat masyarakat Indonesia bangga padanya.
Ginting mengaku tidak menyangka atas perhatian masyarakat yang begitu besar padanya.
"Saya nggak menyangka, nggak tahu kenapa responnya luar biasa. Saya berterima kasih atas dukungan masyarakat Indonesia kepada saya," kata Ginting seperti dikutip dari rilis resmi PBSI.
Ia mengungkapkan motivasi besarnya tampil habis-habisan karena bermain sebagai tuan rumah.
"Orang di sekitar saya kasih motiovasi, kapan lagi ada kesempatan ini? Kemungkinan 50 tahun lagi mungkin jadi tuan rumah lagi. Ini yang jadi motivasi besar di Asian Games kali ini," jelas Ginting yang menjalani persiapan total sebelum Asian Games.
Setelah hasil di Asian Games, ia mengaku lebih percaya diri memandang peluang di jajaran elit tunggal putra dunia.
"Saya yakin sekali untuk ke depannya, saya enggak mau cuma di Asian Games bisa main bagus dan mengalahkan pemain top. Kento (Momota) baru bisa saya kalahkan lagi di Asian Games, setelah berapa lama, karena persaingan di tunggal putra itu ketat. Semua bisa menang, bisa kalah," ujarnya.
"Tantangan buat saya, bisa enggak saya tampil konsistennya seperti Kento? Kalau bisa konsisten main bagus, hasil akan mengikuti. Saya yakin kalau saya, Jonatan dan teman-teman yang lain bisa jadi pemain yang menjanjikan," tegasnya.
Ginting yang tertutup
Bicara soal karakternya yang pendiam, Ginting mengaku tidak suka privasinya banyak diketahui orang lain.
"Saya cuma enggak mau orang banyak tahu tentang privasi saya.
Ginting sering disebut-sebut sebagai trio F3 bersama Jonatan Christie dan Ihsan Maulana Mustofa. Tetapi menurut Ginting, ia tidak pernah curhat masalah pribadi dengan teman-teman asramanya itu.
"Paling curhat kalau habis kalah sama Jonatan (Christie), Ihsan (Maulana Mustofa), Rian (Ardianto) atau Fajar (Alfian). Kalau teman yang lain paling teman main game seperti Jonatan, Rian, Chico (Aura Wardoyo) dan mas Gyon (Amiga- Fisioterapis PBSI)," ujarnya.
Lalu seperti apa tipe perempuan idaman seorang Ginting?
"Seiman dulu yang penting. Kulitnya putih, pintar dan baik, rajin menabung dan tidak sombong," ungkapnya.
Usai berlaga di Asian Games, Ginting mendapat jatah libur dari pelatihnya Hendry Saputra.
"Libur cuma hari ini saja, enggak kemana-mana, mau tidur saja. Jonatan juga, soalnya kan kami mau tanding ke Jepang," tutur Ginting yang sering menghabiskan waktu luang dengan nonton Youtube atau film.
Ginting siap menatap ke depan dan melupakan kekalahannya kemarin.
"Kata mama saya enggak apa-apa, kan saya sudah berusaha, memang enggak rezeki saya," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018
Pada pertandingan nomor perorangan, ia menumbangkan Kento Momota, Juara Dunia 2018 asal Jepang yang kembali bersinar sepanjang tahun ini.
Ginting, begitu ia akrab disapa, lagi-lagi membuat gebrakan dengan membungkam Chen Long, peraih emas Olimpiade asal China.
Langkahnya memang harus terhenti di tangan pemain Chinese Taipei Chou Tien Chen pada babak semifinal. Tetapi Ginting terlanjur memikat hati.
Karakternya yang pendiam tapi garang di lapangan justru menarik perhatian. Pemain peringkat 12 dunia itu memiliki kelebihan dalam pergerakannya yang super cepat.
Dalam wawancara dengan Antara sekitar dua tahun lalu, Ginting--di antara dua sahabatnya Jonatan Christie dan Ihsan Maulana Mustofa, paling sedikit berbicara. Ia hanya banyak tersenyum sampai dijuluki "sok kalem" oleh teman-temannya.
Putra Karo yang lahir di Cimahi, Jawa Barat itu bahkan dijuluki sebagai Mr. No Comment di keluarganya.
"Pendiam. Dia Mr. No Comment, sakit pun diam," ujar ibunya Ginting, Lucia Sriati, beberapa waktu lalu saat menonton putranya bertarung melawan Kento Momota.
Ayah Ginting, Edison Ginting juga mengatakan hal yang sama.
"Sewaktu kecil keluarga menjulukinya sebagai Mr. No Comment," tulis dia dalam sebuah unggahan komentar di Instagram.
Tetapi itu justru yang membuat banyak penggemarnya gemas. Dalam kolom komentar, banyak yang terpikat dengan Ginting karena sikapnya yang pendiam.
Saat ia gagal merebut tiket final nomor perorangan Asian Games 2018, ribuan penonton di Istora Gelora Bung Karno Senayan Jakarta tetap mengelu-elukan namanya.
"Ginting...Ginting...Ginting," teriak mereka.
Kala itu, Ginting tak kuasa menahan kekecewaannya, ia bersujud cukup lama di lapangan. Ia kemudian bangkit diiringi tepuk tangan penonton.
Tetapi saat bertemu dengan para awak media di area mixed zone, senyum khas Ginting langsung merekah.
"Saya tetap bersyukur," kata Ginting.
"Namanya manusia berharap lebih, mungkin ini rezeki yang Tuhan kasih, saya bersyukur bisa menyumbang medali perunggu untuk Indonesia," ujar pemain kelahiran Cimahi, 20 Oktober 1996 itu.
Kini, nama Anthony Sinisuka Ginting semakin dikenal masyarakat. Tak hanya di kalangan pecinta bulu tangkis, berkat aksi heroik Anthony di laga final beregu putra Asian Games 2018 dan perjuangannya di nomor tunggal putra ternyata membuat masyarakat Indonesia bangga padanya.
Ginting mengaku tidak menyangka atas perhatian masyarakat yang begitu besar padanya.
"Saya nggak menyangka, nggak tahu kenapa responnya luar biasa. Saya berterima kasih atas dukungan masyarakat Indonesia kepada saya," kata Ginting seperti dikutip dari rilis resmi PBSI.
Ia mengungkapkan motivasi besarnya tampil habis-habisan karena bermain sebagai tuan rumah.
"Orang di sekitar saya kasih motiovasi, kapan lagi ada kesempatan ini? Kemungkinan 50 tahun lagi mungkin jadi tuan rumah lagi. Ini yang jadi motivasi besar di Asian Games kali ini," jelas Ginting yang menjalani persiapan total sebelum Asian Games.
Setelah hasil di Asian Games, ia mengaku lebih percaya diri memandang peluang di jajaran elit tunggal putra dunia.
"Saya yakin sekali untuk ke depannya, saya enggak mau cuma di Asian Games bisa main bagus dan mengalahkan pemain top. Kento (Momota) baru bisa saya kalahkan lagi di Asian Games, setelah berapa lama, karena persaingan di tunggal putra itu ketat. Semua bisa menang, bisa kalah," ujarnya.
"Tantangan buat saya, bisa enggak saya tampil konsistennya seperti Kento? Kalau bisa konsisten main bagus, hasil akan mengikuti. Saya yakin kalau saya, Jonatan dan teman-teman yang lain bisa jadi pemain yang menjanjikan," tegasnya.
Ginting yang tertutup
Bicara soal karakternya yang pendiam, Ginting mengaku tidak suka privasinya banyak diketahui orang lain.
"Saya cuma enggak mau orang banyak tahu tentang privasi saya.
Ginting sering disebut-sebut sebagai trio F3 bersama Jonatan Christie dan Ihsan Maulana Mustofa. Tetapi menurut Ginting, ia tidak pernah curhat masalah pribadi dengan teman-teman asramanya itu.
"Paling curhat kalau habis kalah sama Jonatan (Christie), Ihsan (Maulana Mustofa), Rian (Ardianto) atau Fajar (Alfian). Kalau teman yang lain paling teman main game seperti Jonatan, Rian, Chico (Aura Wardoyo) dan mas Gyon (Amiga- Fisioterapis PBSI)," ujarnya.
Lalu seperti apa tipe perempuan idaman seorang Ginting?
"Seiman dulu yang penting. Kulitnya putih, pintar dan baik, rajin menabung dan tidak sombong," ungkapnya.
Usai berlaga di Asian Games, Ginting mendapat jatah libur dari pelatihnya Hendry Saputra.
"Libur cuma hari ini saja, enggak kemana-mana, mau tidur saja. Jonatan juga, soalnya kan kami mau tanding ke Jepang," tutur Ginting yang sering menghabiskan waktu luang dengan nonton Youtube atau film.
Ginting siap menatap ke depan dan melupakan kekalahannya kemarin.
"Kata mama saya enggak apa-apa, kan saya sudah berusaha, memang enggak rezeki saya," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018