Gorontalo, (Antaranews Gorontalo) - Jelang pelaksanaan Pemilu 2019 ratusan mahasiswa dan masyarakat menolak politisasi bernuansa sara dan kampanye hitam yang dapat memecah belah persatuan bangsa.
Dari pantauan Antara, bertempat dibawah patung pahlawan Nasional Nani Wartabone ada enam organisasi mendeklarasikan diri menjaga demokrasi indonesia, khususnya di Gorontalo, jangan sampai terpecah hanya persoalan politik.
"Gerakan renungan dan refleksi demokrasi di Provinsi Gorontalo yang dilaksanakan ini sebagai bentuk dari komitmen mahasiswa dan masyarakat sebagai pembela Pancasila untuk keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," kata Yowan Sukarna ketua Aliansi Mahasiswa Peduli Demokrasi (AMPD).
Ia menambahkan, sejak Provinsi Gorontalo berdiri, sudah beberapa kali melaksanakan pesta demokrasi, mulai dari pemilihan kepala daerah hingga presiden, dan sejarah mencatat demokrasi di Gorontalo mengalami kemajuan.
Gorontalo sendiri, pernah meraih penghargaan tingkat partisipasi pemilih tertinggi dan daerah teraman, selama proses pemilihan.
"Kondisi ini harus tetap dan terus dijaga sebagai daerah yang berfalsafah "Adat bersendikan syara, syara bersendikan kitabullah"," ujarnya.
Dijelaskannya bahwa, Pemilu adalah proses demokrasi, namun hari ini perlu komitmen semua pihak untuk menjujung tinggi nilai leluhur perjuangan bangsa, dan tetap menjaga kesatuan bangsa.
Dalam kesempatan itu juga mereka dengan tegas akan menolak segala bentuk gerakan yang disengaja dilakukan oleh pihak tertentu yang dapat merusak keamanan dan perdamaian di Provinsi Gorontalo.
"Mari kita jalani proses demokrasi dengan beradab, tertib dan santun, serta berdasar pada paraturan perundang-undang yang berlaku," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018
Dari pantauan Antara, bertempat dibawah patung pahlawan Nasional Nani Wartabone ada enam organisasi mendeklarasikan diri menjaga demokrasi indonesia, khususnya di Gorontalo, jangan sampai terpecah hanya persoalan politik.
"Gerakan renungan dan refleksi demokrasi di Provinsi Gorontalo yang dilaksanakan ini sebagai bentuk dari komitmen mahasiswa dan masyarakat sebagai pembela Pancasila untuk keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," kata Yowan Sukarna ketua Aliansi Mahasiswa Peduli Demokrasi (AMPD).
Ia menambahkan, sejak Provinsi Gorontalo berdiri, sudah beberapa kali melaksanakan pesta demokrasi, mulai dari pemilihan kepala daerah hingga presiden, dan sejarah mencatat demokrasi di Gorontalo mengalami kemajuan.
Gorontalo sendiri, pernah meraih penghargaan tingkat partisipasi pemilih tertinggi dan daerah teraman, selama proses pemilihan.
"Kondisi ini harus tetap dan terus dijaga sebagai daerah yang berfalsafah "Adat bersendikan syara, syara bersendikan kitabullah"," ujarnya.
Dijelaskannya bahwa, Pemilu adalah proses demokrasi, namun hari ini perlu komitmen semua pihak untuk menjujung tinggi nilai leluhur perjuangan bangsa, dan tetap menjaga kesatuan bangsa.
Dalam kesempatan itu juga mereka dengan tegas akan menolak segala bentuk gerakan yang disengaja dilakukan oleh pihak tertentu yang dapat merusak keamanan dan perdamaian di Provinsi Gorontalo.
"Mari kita jalani proses demokrasi dengan beradab, tertib dan santun, serta berdasar pada paraturan perundang-undang yang berlaku," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018