Solo (Antaranews Gorontalo) - Puluhan ribu santri pondok pesantren dari berbagai daerah di Indonesia melakukan Apel Akbar Nusantara 2018 dalam memperingati Hari Santri Nasional ke-4 yang dipusatkan di Benteng Vastenburg Solo, Jateng, Sabtu malam.
Pada acara apel akbar santri nusantara yang digelar oleh Rabithah Ma`ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI-NU) tersebut juga dihadiri Presiden RI Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriana Jokowi, dan cucunya Jan Ethes, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo bersama istri, dan sejumlah tokoh dan ulama.
Ketua Pengurus Pusat RMI-NU KH Abdul Ghoffar Rozin mengatakan acara apel akbar itu dihadiri sekitar 50.000 santri Nusantara dari ponpes 34 provinsi. Santri yang ada di luar benteng sekitar 20.000 dan sisanya di dalam benteng yang bisa bertatap muka dengan Presiden Jokowi.
Abdul Ghoffar Rozin mengatakan para santri nusantara yang hadir berkumpul mengikuti apel akbar tersebut untuk meneguhkan mereka datang untuk menjadi garda depan menjaga Negara Kesatuan Repulik Indonesia (NKRI).
"Kami bersyukur bisa bertemu dengan bapak presiden dengan para kiai merayakan Hari Santri yang ke-4 yang jatuh tanggal 22 Oktober. Pengakuan pemerintah bahwa perjuangan pesantren sumbangan para santri adalah bagian dari sejarah Bangsa Indonesia," katanya.
Ia mengatakan acara apel akbar merupakan ajang konsolidasi para santri supaya memiliki atau menguatkan kembali rasa kebersamaan untuk meneguhkan dan bersama-sama menjaga NKRI.
Menurut dia, RMI-NU beranggotakan sebanyak 23.300 pesantren dengan lebih dari empat juta santri harus menjadi penggerak masyarakat. Pada Hari santri ini, tetap jaga dan isi dengan kegiatan-kegiatan positif konstruktif bermanfaat bagi agama bangsa dan negara.
"Kami berterima kasih atas dukungan dan komitmen Presiden kepada para santri dan keberpihakan ini haruslah lekas diisi dengan percepatan di segala hal, sehingga keberpihakan ini, akan menjadi yang substansial bagi kemajuan dan berkembangnya pesantren," katanya.
Pihaknya terus berharap sinergi pemerintah dan pesantren makin konkret, dan sudah bersiap mengembangkan dan memajukan tata kelola pesantren telah berbenah menguatkan unit-unit ekonomi pesantren ersam suber daya manusianya.
Pada acara tersebut kemudian dilanjutkan ikrar santri nusantara yang diikuti puluhan ribu santri. Ada enam hal yang disampaikan untuk tetap setiap dan menjaga NKRI, UUD 1945, Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018
Pada acara apel akbar santri nusantara yang digelar oleh Rabithah Ma`ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI-NU) tersebut juga dihadiri Presiden RI Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriana Jokowi, dan cucunya Jan Ethes, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo bersama istri, dan sejumlah tokoh dan ulama.
Ketua Pengurus Pusat RMI-NU KH Abdul Ghoffar Rozin mengatakan acara apel akbar itu dihadiri sekitar 50.000 santri Nusantara dari ponpes 34 provinsi. Santri yang ada di luar benteng sekitar 20.000 dan sisanya di dalam benteng yang bisa bertatap muka dengan Presiden Jokowi.
Abdul Ghoffar Rozin mengatakan para santri nusantara yang hadir berkumpul mengikuti apel akbar tersebut untuk meneguhkan mereka datang untuk menjadi garda depan menjaga Negara Kesatuan Repulik Indonesia (NKRI).
"Kami bersyukur bisa bertemu dengan bapak presiden dengan para kiai merayakan Hari Santri yang ke-4 yang jatuh tanggal 22 Oktober. Pengakuan pemerintah bahwa perjuangan pesantren sumbangan para santri adalah bagian dari sejarah Bangsa Indonesia," katanya.
Ia mengatakan acara apel akbar merupakan ajang konsolidasi para santri supaya memiliki atau menguatkan kembali rasa kebersamaan untuk meneguhkan dan bersama-sama menjaga NKRI.
Menurut dia, RMI-NU beranggotakan sebanyak 23.300 pesantren dengan lebih dari empat juta santri harus menjadi penggerak masyarakat. Pada Hari santri ini, tetap jaga dan isi dengan kegiatan-kegiatan positif konstruktif bermanfaat bagi agama bangsa dan negara.
"Kami berterima kasih atas dukungan dan komitmen Presiden kepada para santri dan keberpihakan ini haruslah lekas diisi dengan percepatan di segala hal, sehingga keberpihakan ini, akan menjadi yang substansial bagi kemajuan dan berkembangnya pesantren," katanya.
Pihaknya terus berharap sinergi pemerintah dan pesantren makin konkret, dan sudah bersiap mengembangkan dan memajukan tata kelola pesantren telah berbenah menguatkan unit-unit ekonomi pesantren ersam suber daya manusianya.
Pada acara tersebut kemudian dilanjutkan ikrar santri nusantara yang diikuti puluhan ribu santri. Ada enam hal yang disampaikan untuk tetap setiap dan menjaga NKRI, UUD 1945, Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018