Gorontalo, (Antaranews Gorontalo) - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Pohuwato melakukan ekspor sabut kelapa (coco fiber) perdana di Wuhan, Cina melalui Pelabuhan Gorontalo, Provinsi Gorontalo.
Kepala Lapas Pohuwato, Rusdedy di Gorontalo, Kamis, mengatakan produksi coco fiber sangat cocok diberdayakan di Lapas tersebut dan merupakan industri yang sifatnya padar karya.
"Ini juga sangat cocok untuk kita berdayakan di lapas dimana warga binaan Lapas itu minim skill," ujarnya.
Ia menjelaskan, jika untuk mengolah industri ini memang tidak membutuhkan keahlian khusus, sehingga yang dibutuhkan adalah tenaga kerja yang banyak.
"Untuk memberdayakan tenaga kerja di Lapas yang melebihi kapasitas, ini salah satunya adalah dengan melakukan kegiatan industri tersebut," ucap Rusdendy.
Ia menjelaskan, di Lapas Pohuwato jumlah warga binaan yang bekerja itu sekitar 67 orang.
"Selain kegiatan industri coco fiber tersebut, kita juga ditunjang oleh kegiatan lainnya seperti perbengkelan, peternakan, perkebunan. Karena memang semua warga binaan itu juga memang punya bakat dan minat yang berbeda, jika mereka punya bakat baik di peternakan, perkebunan maka kita akan arahkan kesana," kata dia, lagi.
"Rencana kedepan kita akan melakukan pengiriman sampai dengan 16 kontainer perbulan, karena ini memang permintaan. Ada tiga negara yang menginginkan produk kita, yaitu Slovenia, Korea Selatan dan Cina," ungkapnya.
Ia menambahkan, untuk pengiriman setiap kontainer berisi 18-20 ton. Dan pada ekspor yang perdana dikirim ke Cina,secara langsung lewat Pelabuhan Gorontalo, karena sebelumnya hanya dijual ke pihak ke tiga.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018
Kepala Lapas Pohuwato, Rusdedy di Gorontalo, Kamis, mengatakan produksi coco fiber sangat cocok diberdayakan di Lapas tersebut dan merupakan industri yang sifatnya padar karya.
"Ini juga sangat cocok untuk kita berdayakan di lapas dimana warga binaan Lapas itu minim skill," ujarnya.
Ia menjelaskan, jika untuk mengolah industri ini memang tidak membutuhkan keahlian khusus, sehingga yang dibutuhkan adalah tenaga kerja yang banyak.
"Untuk memberdayakan tenaga kerja di Lapas yang melebihi kapasitas, ini salah satunya adalah dengan melakukan kegiatan industri tersebut," ucap Rusdendy.
Ia menjelaskan, di Lapas Pohuwato jumlah warga binaan yang bekerja itu sekitar 67 orang.
"Selain kegiatan industri coco fiber tersebut, kita juga ditunjang oleh kegiatan lainnya seperti perbengkelan, peternakan, perkebunan. Karena memang semua warga binaan itu juga memang punya bakat dan minat yang berbeda, jika mereka punya bakat baik di peternakan, perkebunan maka kita akan arahkan kesana," kata dia, lagi.
"Rencana kedepan kita akan melakukan pengiriman sampai dengan 16 kontainer perbulan, karena ini memang permintaan. Ada tiga negara yang menginginkan produk kita, yaitu Slovenia, Korea Selatan dan Cina," ungkapnya.
Ia menambahkan, untuk pengiriman setiap kontainer berisi 18-20 ton. Dan pada ekspor yang perdana dikirim ke Cina,secara langsung lewat Pelabuhan Gorontalo, karena sebelumnya hanya dijual ke pihak ke tiga.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018